Saat ditemui, Sanem tampak seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Sanem mengaku tak tahu menahu dengan penangkapan suaminya. Ia juga mengatakan jika dirinya tak tahu pekerjaan suaminya.
"Pekerjaannya tidak jelas. Setahu saya pekerjaanya di jalan. Aktivitasnya apa saya tidak tahu, bahkan sudah satu tahun ini malah saya ditelantarkan sama suami," ungkap Sanem.
Selama ini, banyak tamu yang merupakan klien ST berdatangan ke rumahnya. Namun, ia hanya menyuguhkan minum dan tidak pernah mengobrol.
"Kalau ada tamu saya hanya membuatkan minum tidak ikut ngobrol," pungkasnya.
Baca Juga:9 Jenazah Korban Pembunuhan Berencana Dukun Mbah Slamet Dimakamkan di Banjarnegara
Usai proses pemakaman sembilan korban, tersangka ST yang kini sudah diamankan Polres Banjarnegara kembali dihadirkan di TKP. Saat di TKP, ia diminta menceritakan bagaimana dia menghabisi korbannya seorang diri.
Menurut pengakuannya, korban dari rumah diajak TKP kebun dalam rangka ritual untuk menggandakan uang. Sehingga korban setuju. Saat sampai di kebun, korban diajak ngobrol lalu dikasih minum yang sudah berisi racun potasium dan obat penenang.
Saat menuju kebun, ST belum membuat lubang untuk mengubur korban. Slamet menunggu sampai korban meninggal barulah ia menggali lubang.
![Area kebun yang dijadikan lokasi ‘ritual’ saat ST menghabisi nyawa para korban.[suara.com/Citra Ningsih]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/04/05/79977-lokasi-pembunuhan-di-banjarnegara.jpg)
"Pada saat kesini itu lubang belum ada. Ketika sudah mati baru menggali lubang," kata Hendri.
ST menambahkan, dirinnya mengajak korban menuju TKP sekitar jam 16.00 WIB sore dan menguburnya pada jam 19.30 WIB malam.
"Setengah 8 malam (membunuh). Jadi berangkat dari rumah jam 4 sore sampai sini masih terang jadi nggak curiga. Ritualnya cuma ngobrol terus udah agak malam disuruh minum," tambah ST.