Tolak Meriam dari Gunung Kuli
Pangeran Dipokusumo, layaknya semua pemimpin pasukan perang Pangeran Diponegoro, dikisahkan memiliki kesaktian yang mumpuni.
Bahkan jauh setelah Pangeran Dipokusumo wafat dan dimakamkan di puncak Gunung Kuli, kesaktiannya melindungi warga setempat masih bisa dirasakan.
Dari cerita turun temurun dikisahkan bahwa Belanda yang bermarkas di kota Magelang pernah menembakkan meriam ke arah Gunung Kuli.
Baca Juga:Duar!!! Rumah di Magelang Meledak Diduga Akibat Bubuk Mercon, Satu Orang Tewas
Belanda mendapat informasi bahwa Desa Soronalan yang berada di timur Gunung Kuli dijadikan markas pejuang republik. Belanda bermaksud menggempur basis pertanahan tentara RI.
Menurut cerita warga, peluru meriam yang dilontarkan dari kota Magelang hancur berkeping-keping sebelum sempat melintas di atas Gunung Kuli.
“Pada masa penjajahan setiap ada bom yang diarahkan ke sini, Gunung Kuli selalu melindungi. Bom tidak bisa melewati Gunung Kuli karena ada makam beliau (Pangeran Dipokusumo),” kata Kepala Dusun Gelap, Rosidin.
Lelaki berusia 37 tahun ini menjelaskan ada alasan mengapa bukit tempat makam Pangeran Dipokusumo diberi nama Gunung Kuli. Bukit sekira tinggi 250 meter itu bernama lengkap Gunung Kuli Kadiluwih.
“Bahasa Jawa yang umum itu artinya tidak ada yang berani melebihi. Tidak ada yang bisa melebihi kekuatan. Kadiluwih itu artinya banyak kelebihan.”
Baca Juga:Fenomena Laron di Magelang, Pengendara Sepeda Motor Banyak yang Terjatuh Akibat Jalan Menjadi Licin
Di dalam cungkup makam, terdapat 3 nisan yang masing-masing tertera nama Pengeran Dipokusumo, Pangeran Diposakti, dan Raden Ajeng Roro Asih.