“Melon jenis ini punya pangsa pasar medium up. Harga tidak terganggu. Masih bagus. Di pasar Rp23 ribu sampai Rp24 ribu. Paling murah Rp21 ribu per kilogram.”
Metode tanam hidroponik memungkinkan petani menjaga kadar rasa manis buah melon. Budi Santo sempat mengukur kadar rasa manis dari sampel melon di lahan ini.
Hasilnya, melon hidroponik di green house Sanjoyo Farm menggandung 14 persen rasa manis menurut skala brix. Ukuran 1 brix setara dengan 1 gram gula dalam 100 gram air.
“Daging buahnya enak. Tipikalnya crunchy. Renyah. Tingkat kemanisan untuk skala kebutuhan pasar itu minimal di angka 13 persen. Sudah masuk ini (standar supermarket).”
Baca Juga:Trending! Lagu Jisoo Blackpink Berhasil Tembus Chart MelOn dalam Waktu Beberapa Jam
Budi Santo membandingkan harga melon hidroponik dalam green house dengan melon yang ditanam di lahan terbuka (open field). “Kalau melon open field harga di Rp3 ribu sampai Rp6 ribu. Rasa sudah pasti hambar.”
Budi Santo berencana membeli 500 kilogram melon dari lahan green house milik Sanjayo Farm. Jumlah itu masih kurang dari kebutuhannya mensuplai 1 ton melon setiap 2 minggu sekali.

Untung Besar Melon Hidroponik
Sejak beroperasi 6 bulan lalu, green house di Dusun Galokan ini sudah pernah sekali panen. Dari panen 600 pohon melon jenis inthanon, diperkirakan menghasilkan uang Rp15 juta.
Dari transaksi dengan Budi Santo hari ini, kira-kira diraup untung paling sedikit Rp10 juta. Dalam satu green house ditanam 2 jenis melon inthanon dan sweet net dengan jeda panen yang diatur 15 hari.
Baca Juga:Lirik Lagu Flower dari Album ME Jisoo Blackpink
Panen selanjutnya 600 pohon melon jenis sweet net yang harga jualnya lebih mahal. Omzet selama satu periode tanam dalam green house, diperkirakan mencapai -paling sedikit- Rp40 juta hingga Rp60 juta.