Kampung Bustaman Series 3, Profesi Warga Tak Hanya Berjualan Gulai dan Kambing, Tapi Ada yang Jualan...

Kampung Bustaman sejak dulu sampai sekarang masih dijuluki sebagai "tukang jagal kambing". Dari tahun ke tahun, sudah tak banyak tukang jagal yang masih eksis

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 07 November 2023 | 07:05 WIB
Kampung Bustaman Series 3, Profesi Warga Tak Hanya Berjualan Gulai dan Kambing, Tapi Ada yang Jualan...
Potret salah satu penjual gulai kambing bustaman yang mangkal di Jalan MT. Haryono Kota Semarang. Sabtu (4/11/2023) [Suara.com/Ikhsan]

Salah satu warga Bustaman yang masih jualan gulai kambing yaitu Hartono Bibit. Lelaki paruh baya itu telah berjualan gulai kambing selama 23 tahun meneruskan warisan keluarga yang sudah berjualan sedari 1968.

Saban hari, Bibit berjualan gulai kambing di sepanjang jalan MT. Haryono mulai pukul 10.00 WIB. Dikedainya itu terpampang sebuah tulisan "Gule Kambing Asli Bustaman Bu Qomariyah".

"Resepnya turun-temurun dari kakek, ciri khas (gulai kambing) Bustaman nggak pakai santan," ucap Bibit.

Sebelum mangkal di satu titik, Bibit menceritakan dulu kakeknya jualan gulai kambing menggunakan pikul. Lalu berkeliling mencari pelanggan ke sudut-sudut Kota Semarang.

Baca Juga:Sinergi Bersama Forkopimda, Mbak Ita Siap Amankan Arus Mudik di Kota Semarang

"Keluarga kami memang dulu berprofesi tukang jagal. Saya jualan sampai sore, setelah itu gantian saudara lain jualan sate (kambing)," terangnya.

Memilih Berjualan Jajanan Tradisional

Berbeda dengan Bibit yang masih menjaga warisan keluarga. Romanah sudah tidak lagi berurusan dengan profesi tukang jagal maupun menjual olahan daging kambing.

Kurang lebih 10 tahunan belakangan ini, Romanah serta menantunya memilih berdagang dengan menjual jajanan tradisional dan aneka bubur.

"Wajik, gemblong, coro, lapis, ketan sirkaya, potong roti, kentang tetel, agar-agar gitu," ucapnya.

Baca Juga:Jadi Wanita Pertama yang Menjabat Wali Kota Semarang, Ini Profil Hevearita Gunaryanti

Sedari malam, Romanah sudah sibuk memproduksi aneka jajanan pasar tersebut. Ketika subuh, para bakul yang berjumlah 6 orang tinggal mengambil lalu diedarkan ke pasar-pasar terdekat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak