Makna Orang Lahir dengan Weton Selasa Wage Pada 14 November: Tidak Suka Membesarkan Diri dan Sering Mengalah

Weton Selasa Wage dalam primbon jawa, disebut-sebut orang tersebut tidak suka membesar-besarkan diri

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 14 November 2023 | 06:12 WIB
Makna Orang Lahir dengan Weton Selasa Wage Pada 14 November: Tidak Suka Membesarkan Diri dan Sering Mengalah
Ilustrasi Weton Selasa Wage (freepik)

SuaraJawaTengah.id - Weton Selasa Wage dalam primbon jawa, disebut-sebut orang tersebut tidak suka membesar-besarkan diri.

Bahkan, orang yang lahir dengan weton tersebut lebih sering mengalah kepada orang yang lebih cerewet daripada mempersoalkan hal-hal yang remeh.

Meskipun demikian, yang lahir Selasa Wage mempunyai semangat baja. Beberapa orang mungkin mengatakan sedikit kaku. Namun, ada pula yang akan menganggap teramat ndableg.

Di samping itu, andaikata orang tersebut merasa terancam, ego yang sensitif akan sangat mudah terusik sehingga cenderung bersikap cemburu.

Baca Juga:Lahir Salasa Kliwon, Punya Karakter Ramah, Ini Arti dan MaknanyaMenurut Primbon Jawa

Meski demikian, terkadang lawan-lawannya pun akan mengagumi nafsunya yang besar akan ilmu pengetahuan dan tekad kuat yang memungkinkan menelaah secara mendalam hal-hal yang menarik perhatian. Bila keadaan mulai memburuk ia akan tetap bertahan.

Mongso Kanem

Orang yang terlahir pada tanggal 10 November - 22 Desember, termasuk di dalam kedudukan mangsa "KANEM" yang lamanya orbit 43 hari dan ditandai dengan candra "Rasa Mulya Kasuciyan" yang berarti mendapatkan rasa bahagia karena perbuatan baik. Mangsa tersebut dibawah kekuasaan Batara Guru. Kedudukan Mangsa di Barat Daya dan saat itu musim hujan.

Batara Guru adalah Dewa yang merajai para Dewa. Pada awal keberadaannya bernama Manikmaya. Konon bercahaya putih gemerlapan. Menurut sabda Sang Hyang Tunggal bahwa Manikmaya kelak akan berkuasa dan berparas rupawan tanpa cacat. Tetapi ketika Manikmaya mendengar itu terbersitlah di dalam hatinya suatu kesombongan dan bangga.

Sang Hyang Tunggal mengetahui apa yang terbersit di dalam hati Manikmaya itu dan tidak berkenan. Maka disabdanya bahwa karena sifatnya itu kelak Manikmaya akan mendapatkan beberapa cacat pada tubuhnya.

Baca Juga:Cara Mencari Tanggal Baik untuk Acara Pernikahan Sesuai Weton Jawa

Dalam gambaran sang Manikmaya itu, tenyata akan menurun pula pada orang yang terlahir mangsa "KANEM" terkadang timbul suatu rasa bangga diri. Kemudian menyingkirkan jauh-jauh perasaan bangga diri itu diganti dengan perbuatan untuk kebaikan orang lain. Orang "KANEM" bila diperlukan, dia rela untuk berkorban.

Penampilannya sangat simpati dan optimis, didalam pergaulan sangat disenangi oleh kawan-kawannya. Pandai bergaul dan dia sangat membenci kepalsuan.

Ada pula yang sangat ditakuti adalah kesepian. KANEM sangat menyukai pergaulan, senang bersahabat, dan berorganisasi. Karena sikapnya yang tegas dan julur, maka orang Kanem sering dapat menduduki tempat yang teratas. Begitu pula dalam pekerjaan.

Tercapainya jenjang karier yang tinggi dan dihormati orang setelah usia di atas 30 tahun. Seperti juga Sang Manikmaya setelah kejadian sabda-sabda Hyang Tunggal, barulah dia mantap dan benar-benar sadar. Kemudian menjalani kehidupan sebagai Batara Guru yang memegang keadilan, kekuasaan, dan disembah para Dewa dan Umat.

Pada umumnya kehidupan maupun nasib orang kelahiran Mangsa Kanem pada masa kanak-kanak kurang layak. Keluarganya mendapat ujian yang sangat berat. Ada-ada saja derita yang menimpa, kegagalan orang tua dalam usaha, dagang, maupun pekerjaan lain hingga menganggur.

Kemelaratan, mungkin juga orang tuanya bercerai dan keluarga itu berantakan. Hingga kehidupan orang mangsa "KANEM" itu menjadi suilt. Bahkan tidak jarang pula orang "Kanem" ditinggal mati oleh kedua orang tua pada usianya yang masih kanak-kanak.

Seperti diuraikan terdahulu, penderitaan itu yang mendewasakan dirinya. Manikmaya terus berjuang mengatasi segala penderitaan karena Sabda Hyang Tunggal. Kemudian perjuangan dan ketabahan, serta kemauan yang keras untuk mau memperbaiki sifat-sifatnya yang kurang baik.

Setelah menemukan kebenaran, barulah Hyang Tunggal mengampuni dan dinobatkan menjadi Raja dari semua Dewa dan penguasa tertinggi. Maka bergelar Batara Guru. Begitulah orang kelahiran mangsa Kanem, banyak derita yang diterimanya ketika masih kanak-kanak. Barulah setelah dewasa, budi pekertinya mencapai kesadaran. Kejujuran, senang membela yang lemah, bahkan mau berkorban demi orang lain, pada saat-saat itulah keberuntungan mulai menghampirinya.

Dapat juga terjadi bahwa dia mendapat pertolongan dari orang lain yang bersimpati padanya. Atau pun dia akan mendapatkan jodoh dari orang yang kaya, sehingga dia akan mendapat kedudukan yang tinggi dan kaya raya serta banyak sahabat dan handai taulannya.

Wuku Wugu

Bila perjalanan Wuku Wugu memasuki orbit mangsa "Kanem", dampaknya terjadilah perubahan dari ketentuan asli pengaruh Wuku tersebut. Hal itu besar sekali artinya bagi kehidupan dan penghidupan seseorang, maupun, peristiwa-peristiwa Alam Semesta. Pengaruh Wuku Wugu. Dewa: Batara Singajalma. Candra: Awang-awang. Bagi seseorang yang terlahir dalam Wuku tersebut sifatnya senang membuat gara-gara. Penghidupannya rejekinya baik dan senang pamer.

Kemudian akan terjadilah perubahan-perubahan pengaruh kosmis, akibat cahaya Zodiak yang disebut F-korona mempunyai pengaruh kuat sekali terhadap Alam Semesta dan Kehidupan.

Mangsa "Kanem" besar sekali pengaruhnya, terhadap peredaran dan perjalanan Wuku di dalam kehidupan, penghidupan, sifat, dan pengaruh alam semesta. Merupakan mistefi kehidupan semesta alam. Meskipun seseorang dengan orang lain terlahir di dalam Wuku yang sama, kenyataannya mempunyai sifat, nasib, dan perjalanan hidup yang berbeda. Hal itu dapat terjadi; karena perbedaan jam kelahiran, Hari dan Pasaran (Weton).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak