Jejak-jejak Kepahlawanan Ratu Kalinyamat Jepara dan Stigma Negatif "Pelacur Keraton"

Salah satu tokoh perempuan yang berasal dari Jepara Ratu Kalinyamat baru saja dianugerahi gelar "Pahlawan" oleh Presiden Joko Widodo

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 17 November 2023 | 16:46 WIB
Jejak-jejak Kepahlawanan Ratu Kalinyamat Jepara dan Stigma Negatif "Pelacur Keraton"
Suasana diskusi sejarah dan kepahlawanan Ratu Kalinyamat di Kampung Tobat Santrendelik, Kota Semarang, Kamis (16/11/2023) malam. [Suara.com/Ikhsan]

SuaraJawaTengah.id - Selain Raden Adjeng Kartini yang sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Salah satu tokoh perempuan lainnya yang berasal dari Jepara Ratu Kalinyamat baru saja dianugerahi gelar "Pahlawan" oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 10 November 2023 yang lalu.

Pemilik nama lengkap Ratna Kencana itu seorang putri Sultan Trenggana. Asal muasal nama "Ratu Kalinyamat" itu sendiri lantaran memiliki suami Pangeran Hadiri merupakan seorang pungasa di Jepara dan mereka tinggal didekat tepi sungai (kali) Nyamat.

Konon, Ratu Kalinyamat hidup dan berkuasa rentan periode 1549-1579. Selama masa pemerintahannya, Ratu Kalinyamat mendapat ancaman serta gangguan perdagangan di Selat Malaka karena telah dikuasai bangsa Portugis.

Berdasarkan sumber yang diterima Suara.com, Ratu Kalinyamat banyak menorehkan tinta bersejarah di Jepara diantaranya mampu mempertahankan konsolidasi keluarga kesultanan Demak, berhasil memulihkan perdagangan dan melakukan konsolidasi ekonomi di Jepara, membangun Masjid Mantingan, melopori lahirnya kerajinan ukir di Jepara, dan menguatkan sektor angkatan laut hingga disegani di wilayah nusantara.

Baca Juga:Mengingat Kembali Kisah Johannes Van Der Steur, Kompeni Belanda Asuh Ribuan Anak di Magelang

Jejak yang paling heroik yang dilakukan Ratu Kalinyamat yakni pernah beberapa kali menyerang Portugis dan mengerahkan pasukan sebanyak 15 ribu orang dengan jumlah perahu besar sebanyak 300. Walau pun gagal, Ratu Kalinyamat sangat gigih mempertahankan wilayah nusantara dari kolonialisme bangsa Portugis.

Ratu Kalinyamat sebenarnya sudah diusulkan jadi "Pahlawan Nasional" sedari dulu tepatnya tahun 2007-2008. Lantaran tidak adanya sumber primer yang memperkuat bukti sejarah. Usulan itu pun ditolak pemerintah Indonesia.

Hal itu diungkap seorang Akademisi sekaligus Peneliti dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Alamsyah. Lelaki kelahiran Jepara itu memang sangat konsen meneliti sosok Ratu Kalinyamat.

"Ditolaknya Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional karena masih dianggap mitos. Saat itu kami tidak mencantumkan sumber primer," ucap Alamsyah saat ditemui Suara.com, di Kampung Tobak Santrendelik, Kota Semarang, Kamis (16/11/2023).

Diakuinya, dalam merekontruksi sejarah, sumber primer adalah hal yang paling utama. Secara pengertian, sumber primer sendiri merupakan data yang diperoleh dari orang yang melihat, mendengar maupun terlibat sebagai aktor dalam sebuah peristiwa sejarah.

Baca Juga:Deretan Wanita yang Jadi Raja Terkuat di Nusantara, Jawa Tengah Ada Ratu Kalinyamat

"Sumber primer bisa dari berita asing, artefak, atau historiografi tradisional seperti babad, hikayat, dan serat. Di dalam sumber primer juga sebenarnya tidak ditulis secara spesifik hanya disebut Ratu Jepara saja," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini