Isi Perjanjian Mataram
Dari situlah kemudian Ki Ageng Giring memberikan pesan dari pohon kelapa tersebut pada Ki Ageng Pemanahan. Karena itu, Ki Ageng Giring mengajukan permintaan kepada ki Ageng Pemanahan, agar yang menjadi raja di Jawa nanti bergantian dari keturunan Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Giring.
Namun, hal itu tidak diindahkan oleh Ki Ageng Pemanahan. Tawaran tersebut kemudian berganti menjadi permintaan Ki Ageng Giring untuk menjadikan keturunannya sebagai raja ketujuh, akan tetapi masih belum diindahkan.
Kemudian Ki Ageng Giring kembali menawarkan keturunannya menjadi raja kedelapan. Atas tawaran tersebut, Ki Ageng Pemanahan hanya menjawab dengan penyerahan.
Baca Juga:10 Daerah di Jawa Tengah Ini Warganya Paling Panjang Umur, Ternyata Sukoharjo Urutan Pertama
“Adi Giring, Wallahualam, terserah kelak, kita semua tidak tahu,” ujar Ki Ageng Pemanahan.
Inilah yang disebut perjanjian Mataram tersebut. Seiring berjalannya waktu, raja kedelapan Kerajaan Mataram ternyata memang memiliki garis keturunan dari Ki Ageng Giring, yakni Pangeran Puger yang mendapat gelar Pakubuwono I.
Kontributor : Dinnatul Lailiyah