SuaraJawaTengah.id - Pengamat sepak bola Jawa Tengah, Amir Machmud NS menyesalkan kericuhan suporter PSIS Semarang dengan PSS Sleman gegara yel-yel provokatif.
Di era modern ini sebaiknya para suporter lebih menonjolkan sisi-sisi kreativitas dalam mendukung klub kebanggaannya.
"Yel-yel provokatif nggak hanya mencederai pertandingan itu. Tapi bisa menciderai persaudaraan. Dan persaudaraan juga bukan sekedar dua tim, tapi daerah-daerah yang terlibat," kata Ketua PWI Jateng, pada Suara.com, Selasa (5/12/23).
Amir meminta suporter PSIS Semarang untuk belajar dari sejarah kelam akibat perseteruan dengan suporter PSIM Yogyakarta dan Persijap Jepara.
Dia ingat betul akibat perseteruan suporter tersebut marak terjadi sweeping plat nomor kendaraan. Sehingga efeknya melebar dan korbannya masyarakat umum yang tidak tau apa-apa.
"Itu sejarah-sejarah tidak mengenakan yang diakibatkan oleh sepak bola. Suporter harus mencontoh apa yang dilakukan Mayor Haristanto saat mendukung Pelita Solo. Dia tokoh kreatif yang mengutamakan keindahan dukungan," jelas Amir.
Selain suporter, Amir juga meminta perangkat pertandingan untuk tegas dalam meneggakan aturan larangan away. Karena sejauh ini banyak suporter tamu yang tetap nekat dan berhasil masuk ke stadion dalam jumlah yang tidak sedikit.
"Saya rasa PSSI punya pertimbangan dalam menerapkan aturan larangan away. Jadi penegakkan hukum harus tetap ditegakkan biar ada efek jera. Suporter juga harus memahami kerugian timnya semisal mendapat hukuman," paparnya.
Sebelumnya, kericuhan antar suporter pecah di dalam Stadion Jatidiri menjelang berakhirnya pertandingan PSIS Semarang vs PSS Sleman pada Minggu (3/12/2023).
Baca Juga:Usai Rusuh di Semarang, Pendukung PSS Sleman Dikecam Publik: Jarene Suporter Terbaik se-Indonesia?
Akibat kericuhan itu bikin sejumlah suporter hingga CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi luka-luka setelah terkena lemparan botol.
Ketua Panpel PSIS Semarang, Agung Bawono mengatakan kronologi kericuhan berawal dari yel-yel provokatif yang dinyanyikan kelompok suporter Snex.
Agung melanjutkan pihaknya sudah memberi peringatan kepada suporter Snex untuk berhenti mengejek penonton PSS Sleman. Tapi imbauannya tersebut justru diabadikan.
Ironisnya, Agung malah dimarahi dan dipukul suporter Snex. Tindakan preventif yang seharusnya meredakan situasi malah semakin memperburuk keadaan.
"Saya sudah coba untuk datang ke Snex untuk mengimbau tidak menyanyikan sesuatu yang sifatnya provokasi. Tapi mereka malah marah bahkan hampir ada pemukulan ke saya." Kata Agung saat dikonfirmasi Suara.com, Senin (4/12/23).
Selain itu, Agung juga memaparkan alasan kehadiran suporter PSS Sleman di tribun barat dianggap sebagai penonton umum. Lantaran mereka tidak mengenakan atribut khusus.
"Nanti saya dan pihak klub akan memanggil (suporter Snex). Kenapa mereka seperti itu, masalah sanksi dan lain sebagainya akan kami diskusi dengan pak Yoyok," tegasnya.
Kontributor : Ikhsan