Ini 5 Tradisi Unik di Jawa Tengah dalam Menyambut Ramadan 1445 Hijriah

Bulan Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah dan dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Jawa Tengah

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Februari 2024 | 17:58 WIB
Ini 5 Tradisi Unik di Jawa Tengah dalam Menyambut Ramadan 1445 Hijriah
Warga bergotong royong memasak daging kambing untuk dibagikan kepada peziarah dalam tradisi Nyadran di kompleks pemakaman Sentono, Kelurahan Ngijo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/2/2021). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa]

SuaraJawaTengah.id - Bulan Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah dan dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Jawa Tengah. Masyarakat Jawa Tengah memiliki berbagai tradisi unik untuk menyambut bulan Ramadan. 

Tidak lama lagi bulan Ramadan 1445 Hijriah atau 2024 akan tiba. Indonesia yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam banyak yang menyambut bulan puasa Ramadan dengan berbagai tradisi. 

Salah satunya adalah masyarakat yang ada di Jawa Tengah. Berikut adalah 5 tradisi unik di Jawa Tengah menjelang bulan Ramadan:

Padusan

Baca Juga:Operasikan 27 Pompa Air, Banjir di Kabupaten Demak Sudah Mulai Surut

Warga melakukan tradisi padusan di pancuran air hangat Pingit untuk membersihkan diri sambut Ramadhan. [Suara.com/Citra Ningsih]
Warga melakukan tradisi padusan di pancuran air hangat Pingit untuk membersihkan diri sambut Ramadhan. [Suara.com/Citra Ningsih]

Tradisi ini dilakukan dengan mandi bersama di sumber mata air, seperti umbul, sendang, atau sungai. Masyarakat berbondong-bondong mandi serta bercengkrama dan sangat riang gembira untuk menyambut bulan puasa. 

Adapun Padusan bukan tanpa makna. Tradisi asal Jawa Tengah ini dimaknai sebagai simbol penyucian diri lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan.

Nyadran 

Warga berziarah di petilasan tokoh ulama KH Ashari saat tradisi Nyadran di kompleks pemakaman Sentono, Kelurahan Ngijo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/2/2021). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa]
Warga berziarah di petilasan tokoh ulama KH Ashari saat tradisi Nyadran di kompleks pemakaman Sentono, Kelurahan Ngijo, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/2/2021). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa]

Tradisi ini dilakukan dengan membersihkan makam leluhur dan mendoakan mereka. Biasanya masyarakat di Jawa Tengah akan pergi ke makam leluhur atau orang tua mereka, untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Adapun Nyadran dimaknai sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan memohon doa agar mereka diampuni dosa-dosanya.

Baca Juga:Waspada! Tiga Hari ke Depan Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Jawa Tengah

Megengan

Ilustrasi tradisi nyadran. (kemenag.go.id)
Ilustrasi tradisi nyadran. (kemenag.go.id)

Tradisi ini dilakukan dengan makan bersama dengan keluarga dan tetangga, yang mana dalam  kegiatan ini juga berisi kegiatan saling berdiskusi, bersenda gurau supaya persaudaraan antar tetangga semakin erat. 

Adapun tradisi Megengan yang banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah juga dimaknai sebagai tradisi untuk saling berbagi dan mempererat tali silaturahmi.

Dandangan

Tradisi ini dilakukan dengan mengadakan pasar malam yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, seperti pertunjukan seni dan budaya. Dandangan dimaknai sebagai tradisi untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh sukacita.

Munggahan 

Tradisi ini dilakukan dengan membersihkan rumah dan menyiapkan berbagai keperluan untuk menyambut bulan Ramadan. Munggahan dimaknai sebagai tradisi untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh kesucian dan persiapan.

Tradisi-tradisi unik di Jawa Tengah menjelang bulan Ramadan merupakan bentuk tradisi dan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi-tradisi ini memiliki makna dan tujuan yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh kesucian, persiapan, dan sukacita.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini