Asal Usul Salat Tarawih Menurut Gus Baha, Sahabat Nabi Muhammad Sampai Putus Asa

KHAhmad BahauddinNursalim atau yang biasa disapa Gus Baha membeberkan ihwal sejarah tercetusnya syariat salat tarawih

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 12 Maret 2024 | 11:23 WIB
Asal Usul Salat Tarawih Menurut Gus Baha, Sahabat Nabi Muhammad Sampai Putus Asa
Gus Baha. (Facebook/Gus Baha)

SuaraJawaTengah.id - Salat sunnah tarawih lazimnya hanya dilakukan setiap bulan ramadan. Salat ini dikerjakan usai melaksanakan ibadah salat isya dengan jumlah rakaat tertentu.

Lantas bagaimana sejarah atau asal usul munculnya salat tarawih yang menjadi ibadah pelengkap berbarengan dengan puasa di bulan ramadan.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa disapa Gus Baha membeberkan ihwal sejarah tercetusnya syariat salat tarawih.

Ulama asal Rembang ini lalu menuturkan pada zaman Nabi Muhammad belum ada istilah salat tarawarih. Hanya ada istilah Qiyamul lail atau salat malam.

Baca Juga:Silaturahmi ke Ponpes Gus Baha, Kapolri Ajak Masyarakat Jaga Stabilitas Politik Tetap Kondusif

"Karena Nabi (Muhammad) sadar kalau itu bukan disunnah berjamaah. Beliau melakukannya secara munfarid (sendiri)," ucap Gus Baha melalui unggahan akun TikTok @budisofi_channel dikutip pada Selasa (12/3/2024).

Kebiasaan Nabi Muhammad melakukan ibadah salat sunnah tambahan di bulan ramadan diketahui umat muslim. Mereka penasaran dengan ingin menanyakan langsung pada Nabi Muhammad.

Sayangnya, saat hari keenam bulan ramadan tidak melakukan ibadah salat sunnah di masjid. Padahal para sahabat sudah banyak menunggu dan ingin berjamaah dengan Nabi Muhammad.

"Nabi tidak keluar ya sudah. Para sahabat yang sudah menunggu dan putus asa pun akhirnya pulang. Sehabis salat subuh Nabi Muhammad lalu menjelaskan saya tau bahwa kalian tadi malam menunggu saya salat berjamaah," jelasnya.

"Sabda Nabi, Tuhan saya tidak akan keluar lagi untuk memimpin salat (sunnah) berjamaah. Saya sebenarnya mencintai yang namanya salat (sunnah). Tapi saya tidak ingin sesuatu yang tidak fardhu menjadi wajib," lanjutnya.

Baca Juga:Gus Baha Sebut Adopsi Anak Dilarang dalam Islam: Kalau Mau Baik, Baik Saja

Singkat cerita, pada zaman khalifah Umar bin Khattab salat sunnah selepas salat isya yang kemudian saat ini dikenal salat tarawih dihidupkan sekaligus melakukan perhitungan jumlah rakaatnya.

"Ulama syafi'iyah menduga karena bulan ramadan frekuensinya harus spesial. Akhirnya Umar berkata: kalau dibikin salat berjamaah berapa rakaat? Yang namanya ijtihad ya 20 rakaat," cetus Gus Baha.

Kontributor : Ikhsan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini