SuaraJawaTengah.id - Menjadi pelaku Usaha Micro Kecil Menengah (UMKM) tidaklah mudah. Perjuangan untuk selalu berinovasi tentu harus dilakukan demi mencukupi kebutuhan ekonomi.
Hal itu dialami oleh Jeni Hartati, UMKM Kimilanqu asal Kota Semarang yang menjadi binaan Rumah BUMN BRI Semarang.
Jeni panggilan akrabnya, menyebut hingga menjual kripik tempe yang selalu menjadi makanan andalan keluarganya demi mencukupi kebutuhan rumah tangga.
"Ibu saya itu kan suka masak, beliaunya itu kan bikin kripik, suka diberikan ke besan, suka bagi-bagi. Tidak di jual. Pada saat ekonomi saat saya terpuruk, terus saya lihat. Muncul lah ide membuat kripik tempe itu tapi bukan untuk lauk, untuk cemilan," ujarnya kepada Suara.com pada Rabu (20/3/2024)
Baca Juga:Covid-19 Membawa Berkah, Kisah UMKM Binaan BRI yang Kini Berjualan Bawang Hitam
Ia mengungkapkan, kripik tempe merupakan makanan andalan keluarganya. Bahkan, biasanya dibuat untuk tidak dijual.
Namun, Jeni pun akhirnya membuat sebuah inovasi dari resep andalan keluarganya tersebut.
"Dibilang resep keluarga iya, tapi saya modifikasi. Itu konsepnya makanan sehat, saya tidak mau pakai MSG, pasarnya menengah ke atas. Minyaknya juga pakai minyak kelapa," ucapnya.
Jeni menceritakan proses panjang sebelum akhirnya membuat usaha kripik tempe di Semarang. Ia mengaku pada tahun 2009 ekonomuinya terpuruk dan sempat mengambil pekerjaan di Jakarta.
Namun demikian, inovasinya untuk membuat produk makanan ringan berbahan tempe terus dilakukan. Bahkan melewati berbagai percobaan cara memasak.
Baca Juga:Inovasi Tiada Henti, Kacamata Kayu Produk UMKM Binaan BRI Ini Sempat Diborong Presiden Jokowi
"Saya trial nya pakai minyak kelapa, kemuadin saya coba mencoba minyak sawit, kita tester ke orang tapi rasanya kok berbeda. Lalu kita mulai 2009 itu, saya titipkan ke warung temen ya," ucapnya.