Buka Usaha Sejak 1997, UMKM Binaan BRI Ini Tetap Bertahan dengan Lakukan Inovasi Pemasaran

Kali ini Suara.com, bertemu langsung dengan Leni Arjani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Conetta Chocolate atau permen coklat di Kota Semarang

Budi Arista Romadhoni
Senin, 08 April 2024 | 05:14 WIB
Buka Usaha Sejak 1997, UMKM Binaan BRI Ini Tetap Bertahan dengan Lakukan Inovasi Pemasaran
Leni Arjani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Conetta Chocolate atau permen coklat di Kota Semarang.

SuaraJawaTengah.id - Mempertahankan usaha tidak lah mudah. Apalagi sistem dunia usaha terus berubah seiring berkembangnya teknologi.

Kali ini Suara.com, bertemu langsung dengan Leni Arjani, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) Conetta Chocolate atau permen coklat di Kota Semarang.

Leni adalah salah satu UMKM binaan Rumah BUMN BRI Semarang. Uniknya, ia membuka usaha sejak 1997.

"Tahun 1997 awalnya membuat coklat stik atau coklat karakter untuk ucapan ulang tahun. Awalnya untuk temen-temen sendiri, terus tak titipkan ke toko-toko," ujarnya saat ditemui Suara.com pada Jumat (5/4/2024).

Baca Juga:Ajak UMKM Binaan BRI Naik Kelas, Rumah BUMN Semarang Gelar Pelatihan Bikin Vlog

Leni membuka outlet di rumahnya sendiri yang berada di Jalan Pekunden Dalam, Kota Semarang. Ia menyebut, meski zaman sudah berubah tetap menitipkan ke toko-toko.

"Sekarang juga masih saya kirim ke toko oleh-oleh dan toko roti. Dulu langsung buka usaha, melewati beberapa masa ya, dari jadul sampai sekarang online," ujarnya.

Meski dikerjakan di rumah, Ia mengaku dalam sehari bisa menghabiskan sekitar 6 kilogram coklat untuk membuat permen coklatnya itu.

"Sehari itu bisa buat 200an stik coklat. Satu stik itu bisa 30 gram coklat," ucapnya.

Ia mengungkapkan, coklat yang ia olah itu tak kini tak sampai beberapa daerah di Jawa Tengah.

Baca Juga:Rumah BUMN BRI Semarang Fasilitasi UMKM Jualan Hampers Lebaran

"Saya kirim juga ke Magelang, salatiga, ungaran. Pengiriman saya kirim sendiri, sekalian jalan-jalan. Harganya itu dari Rp6000 hingga parsel Rp750 ribuan," ucapnya.

Leni menyebut, hasil dari penjualan tersebut bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Ya uang muter lah, bisa untuk keluarga juga," ujarnya.

Namun demikian, Leni meragukan olahan coklatnya itu bisa dijual sampai ke luar negari atau ekspor.

"Kalau coklat mungkin saya jualnya lokal-lokal aja. Kelau ekspor kalah di luar negeri.

Gabung ke Rumah BUMN

Leni mengungkapkan, bergabung denga Rumah BUMN BRI Semarang adalah keputusan yang tepat. Apalagi perkembangan teknologi membuatnya harus belajar lagi soal marketing.

"Rumah BUMN gabung sebelum pandemi 2019/ 2018. Saya seneng ikut pelatihan sosmed pemasaran, dan dapat fasilitas pameran," ucapnya.

Ia menyadari perubahan prilaku orang kini telah berubah, khususnya soal sistem belanja.

"Tiga tahun pandemi orang sudah berubah. Sekarang pada beli online lewat TikTok. Ya kita harus mengikut perkembangan teknologi. Kami harus update dan mengikut tren yang terbaru," ujarnya.

Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati mengungkapkan kini sudah ada 7.000 UMKM yang bergabung.

Rumah BUMN Semarang sampai saat ini telah memfasilitasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menggelar berbagai pelatihan yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha.

Rumah BUMN Sendiri didirikan pada 2017 oleh BRI. Pelaku UMKM dipersilakan bergabung dengan Rumah Kreatif BUMN secara gratis. Persyaratan memiliki usaha dan cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Kita tujuan akhirnya adalah go global, bisa ekspor," ujar Koordinator Rumah BUMN BRI Semarang tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak