Penyertaan background (latar belakang politik/profesi), lanjut Joko menjadi alat identifikasi DNA politik ketokohan cukup konsisten dengan elektabilitas tokoh atau figur yang dihasilkan dalam survey tersebut.
Joko menambahkan latar belakang politik atau profesi sebagai rekam jejak ketokohan menjadi salah satu pertimbangan utama bagi publik untuk menentukan pilihan, yang dijadikan alat ukur persepsi publik terhadap kualitas dan dedikasi kepemimpinan.
"Persepsi kepemimpinan yang teges, Ngayomi dan mandegani masih relevan dengan kultur masyarakat JawaTengah yang diidentifikasikan pada background profesi, baik TNI dan Polri maupun pejabat pemerintahan atau birokrat. Kultur politik JawaTengah yang sangat spesifik ini diprediksi akan tetap menjadi pertimbangan utama kepercayaan publik pada figur ketokohan di Pemilu Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah bulan November 2024 mendatang," tutup Joko.
Baca Juga:Dico M Ganinduto Bersiap Maju di Pilgub Jateng, Mulai Minta Restu ke Tokoh Masyarakat