Redup Lampu Pentas Ketoprak, Pemain Sampai Berani Iuran Asalkan Tetap Manggung

Ketoprak merupakan kesenian rakyat yang pernah jaya pada zamannya, namun kini lampu pentas itu mulai meredup

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 24 April 2024 | 14:57 WIB
Redup Lampu Pentas Ketoprak, Pemain Sampai Berani Iuran Asalkan Tetap Manggung
Suasana latihan ketoprak Sanggar Lumaras Budaya di Dusun Petung Kidul, Desa Petung, Pakis, Magelang (Suara.com/ Angga Haksoro).

Menurut Nuryanto, sanggar umumnya menawarkan tarif Rp7 juta hingga Rp8 juta untuk undangan pentas bayaran. Biasanya separonya sudah habis untuk biaya tetek bengek persiapan pentas.

“Sini nggak narget. Penting akomodasinya sudah lengkap. Cukup untuk bensin angkut panggung ya sudah. Kalau diuangkan kurang lebih Rp7 juta sampai Rp8 juta, tergantung jauh-dekatnya lokasi.”

Jika ada uang sisa baru dibagi untuk para pemain dan pengrawit. “Kalau dibagi paling cuma dapat Rp200 ribu. Ya kadang juga nggak pasti,” kata Nuryanto. 

Zaman berubah. Orang sekarang lebih suka nanggap organ tunggal atau dangdutan. Mereka sudah keburu takut nanggap ketoprak biayanya pasti mahal.      

Baca Juga:Benarkah Makanan Olahan Bisa Pengaruhi Menstruasi? Ini Penjelasan Dokter

Bagi para pelaku seni seperti Mbah Timbul, Nuryanto, dan Subadi, main ketoprak sudah jadi panggilan hati. Dibayar atau harus membayar, bukan lagi pokok persoalan.

Kekhawatiran utama mereka, lebih pada kelangsungan seni tradisional ini. Kesempatan untuk mempertontonkan ketoprak kepada masyarakat banyak semakin jarang.

Sanggar Lumaras Budaya berharap punya panggung tetap yang bisa dipakai menggelar pementasan rutin. Menunjukkan ekistensi bahwa mereka masih ada dan terus berkreasi.                    

"Minimal sanggar itu untuk pertunjukan ketoprak punya panggung sendiri. Jadi kalau pentas, sanggar itu biayanya minim. Tinggal rias terus pentas."

Nuryanto melihat ruang ketoprak untuk unjuk kreasi saat ini masih minim. Belum ada agenda rutin bagi kelompok ketoprak untuk menggelar pertunjukan.  

Baca Juga:Genjot Sport Tourism di Jateng, Pj Gubernur Jateng Launching Specta 2024

"Kalau nggak ada tempat pentas, minimal ada kesempatan siaran radio lah. Kita duduk-duduk, sambil buat lakon. Siaran live di radio. Jadi ketoprak itu diwadahi."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini