Sementara dari sisi kegempaan, lanjut dia, dalam laporan Pos PGA Slamet disebutkan gempa embusan sebanyak 207 kali dengan amplitudo 3-6 milimeter dan durasi 8-25 detik, low frekuensi sebanyak 87 kali dengan amplitudo 3-21 milimeter dan durasi 9-23 detik, serta tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-2 milimeter, dominan 1 milimeter.
"Semoga aktivitas Gunung Slamet dapat segera kembali normal," kata Budi.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan tingkat aktivitas Gunung Api Slamet dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB, dan merekomendasikan agar masyarakat maupun wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.
Selanjutnya, pada hari Kamis (16/5), Badan Geologi memperluas jarak rekomendasi menjadi 3 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet meskipun gunung yang berada di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu masih berstatus Waspada atau Level II.
Baca Juga:Mahasiswa Unsoed Meninggal saat Mendaki Gunung Slamet, Ini Kronologinya
Perluasan jarak rekomendasi tersebut dilakukan, karena berdasarkan hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi.