Wajib Inovasi! Pemprov Jateng Genjot Pelayanan Publik Lewat Terobosan Kreatif

Untuk meningkatkan inovasi, Pemprov Jateng melibatkan Badan Riset dan Inovasi Daerah, akademisi, dan stakeholder terkait lain

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 26 Juni 2024 | 17:40 WIB
Wajib Inovasi! Pemprov Jateng Genjot Pelayanan Publik Lewat Terobosan Kreatif
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno saat acara talkshow bertema "Menumbuhkembangkan Kepemimpinan yang Kreatif, Inovatif, dan Berdaya Dampak" di kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kota Salatiga, Rabu (26/6/2024).

SuaraJawaTengah.id - Inovasi terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.  Hal itu tentu untuk memberikan kualitas pelayanan publik

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno saat acara talkshow bertema "Menumbuhkembangkan Kepemimpinan yang Kreatif, Inovatif, dan Berdaya Dampak" di kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kota Salatiga, Rabu (26/6/2024.

"Inovasi menjadi sarana kita untuk bisa melayani masyarakat dengan baik. Di pemprov Jateng juga mewajibkan masing-masing OPD (organisasi perangkat daerah) melakukan inovasi setiap tahun," katanya pada Rabu (26/6/2024). 

Untuk meningkatkan inovasi, Pemprov Jateng melibatkan Badan Riset dan Inovasi Daerah, akademisi, dan stakeholder terkait lain.

Baca Juga:Bayar Iuran JKN Nunggak? BPJS Kesehatan Tawarkan Solusi 'REHAB' di Jawa Tengah

"Kita (Pemprov Jateng) termasuk provinsi pertama yang membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah, karena inovasi merupakan suatu yang sangat strategis untuk mengakselerasi percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelas Sumarno.

Dalam kesempatan itu, Sumarno juga mendorong kepada pimpinan setiap lembaga untuk menjaga integritasnya.

"Integritas tidak bisa dibangun dari bawah, melainkan dari pemimpin. Bahkan kemimpinan harus menjadi contoh dari semua hal, baik inovasi, integritas, dan sebagainya," katanya.

Sementara itu, Rektor UKSW Salatiga, Intiyas Utami menyampaikan, beberapa mata kuliah di kampusnya ada yang berbasis project lapangan. Pembelajaran menghasilkan berbagai inovasi yang dibutuhkan masyarakat dan pemerintah daerah.

Ia mencontohkan, sejumlah mahasiswanya akan ikut menerapkan ilmunya di Badan Usaha Milik Desa yang ada di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Para mahasiswa akan turun ke BUMDes untuk mengidentifikasi kebutuhan akuntansinya, selanjutnya membangun sistem informasi akuntansi sederhana.

Baca Juga:Pesan Pj Gubernur Jateng ke FKUB: Iklim Kondusif dan Damai Harus Terus Dijaga

"Produk inovasinya betul-betul nyata digunakan, atau tidak hanya selesai di tulisan yang dipublikasikan. Jadi kita harus menjadi institusi yang bisa menghasilkan karya yang berkelanjutan dan berkontribusi untuk masyarakat," katanya.

Intiyas menyampaikan, pemerintah sebagai institusi membutuhkan kolaborasi dengan ilmuwan, perguruan tinggi, dan stakeholder lain dalam mencari solusi untuk menghadapi berbagai persoalan kemiskinan, stunting, dan kegelisahan lainnya yang terjadi di masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini