Indonesia Lirik Energi Nuklir: Mungkinkah PLTN Jadi Solusi Krisis Energi 2060?

Energi nuklir mulai dilirik Indonesia. Bahkan riset penggunaan energi tersebut digadang-gadang bakal digunakan untuk pengembangan pembangkit listrik

Budi Arista Romadhoni
Senin, 29 Juli 2024 | 08:08 WIB
Indonesia Lirik Energi Nuklir: Mungkinkah PLTN Jadi Solusi Krisis Energi 2060?
Ilustrasi nuklir untuk listrik (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Energi nuklir mulai dilirik Indonesia. Bahkan riset penggunaan energi tersebut digadang-gadang bakal digunakan untuk pengembangan pembangkit listrik. 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Universitas Diponegoro Semarang menggagas riset mengenai potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.

"Belum ada wacana pembangunan (PLTN), tapi ini sebuah diskursus baru yang selayaknya masyarakat Indonesia mulai 'aware' bahwa kita perlu teknologi untuk bertahan," kata Anggota Dewan Pengarah BRIN Tri Mumpuni dikutip dari ANTARA di Semarang, Minggu (29/7/2024).

Dia mengatakan hal tersebut saat bertemu dengan peneliti Centre for Plasma Research di Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip.

Baca Juga:Viral! Gaya Hidup Mewah Mahasiswa Undip Penerima KIPK, Ada yang Ketahuan Punya Uang Rp100 Juta

Pada 2060, kata dia, Indonesia berkomitmen untuk mencapai target "net zero emission" atau emisi nol bersih.

"Itu artinya kita perlu teknologi bersih. Apa yang mau dipakai kalau total semua jumlah 'renewable' (energi terbarukan) tidak mampu mencukupi kebutuhan kita di 2060?" katanya.

Menurut dia, permasalahan tersebut perlu disikapi secara realistis dan sudah selayaknya nuklir menjadi sesuatu yang dibicarakan sebagai solusi.

"Dulu kan (nuklir) dianggap tabu, saya termasuk menentang (rencana pembangunan PLTN Muria) tahun 1991. Karena saya melihat belum ada teknologi yang seaman teknologi sekarang," katanya.

Namun, Tri mengatakan bahwa saat ini sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia sudah banyak dan mumpuni di bidang nuklir dibandingkan dengan puluhan tahun lalu.

Baca Juga:BEM FH Undip Ikut Serahkan Amicus Curiae ke MK, Seberapa Genting Kondisi Demokrasi Indonesia?

"Dari jumlah SDM, kita jauh lebih siap daripada dulu, 33 tahun lalu mungkin tidak sebanyak ini SDM yang kita punya. Sekarang sudah banyak yang sekolah di luar (luar negeri), punya ilmunya. Sayang sekali kalau ilmunya tidak dimanfaatkan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini