SuaraJawaTengah.id - Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, menjadi salah satu daerah yang memiliki sejarah penting dalam dunia batik. Daerah tersebut memiliki batik dengan motif khas yang dipadu dengan nuansa budaya Cina. Salah satu produsen batik di Lasem yang sudah memiliki nama yakni Batik Lasem Sekar Mulyo.
Dirintis pada 2009 silam, Batik Lasem Sekar Mulyo dikembangkan oleh Bella Ayu bersama keluarganya. Sebagai owner dari Batik Lasem Sekar Mulyo, Bella mengatakan batik Lasem memiliki kekhasan tersendiri yang dikenal dengan batik peranakan Cina.
Menurut Bella, batik Lasem merupakan salah satu batik tua di Indonesia selain yang ada di Cirebon, Madura, Solo, maupun Yogyakarta.
Bella menceritakan, usaha keluarga batik milik keluarganya mulai dirintis pada 2009 di Kampung Batik Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.
"Bapak saya itu membuka usaha di 2009. Kami mendapat privilege dari pemerintah karena membawa Jateng (Jawa Tengah) menjadi juara satu pada Konvensi Kelompok Sadar Wisata. Akhirnya didukung untuk pengembangan batik, sebab Lasem memiliki potensi besar," kata dia dalam program podcast Cerita Joni yang dilansir, Selasa (8/10/2024).
Cerita Joni merupakan program podcast mengenai kisah-kisah inspiratif entrepreneur dan UMKM di Indonesia yang ditayangkan di youtube JNE_ID.
Setelah proses produksi berjalan, tentunya harus didukung dari sisi penjualan. Bella pun mengaku belajar dari nol. Bahkan saat memulai penjualan, dirinya belum menguasai pengetahuan tentang branding. Dengan kemauan belajar yang kuat, akhirnya dia pun mendapatkan ilmu tentang cara-cara branding yang bagus.
"Akhirnya mulai tertata, ada tim pemasaran, tim produksi. Kami juga melibatkan konsultan bisnis, artinya kalau kita tidak bisa sendiri ya harus kolaborasi dong. Jadi bapak masuk ke produksi, saya masuk ke marketing," jelas dia.
Dia menjelaskan sebagai batik yang dikenal sebagai batik peranakan Cina, ada beberapa motif yang menjadi khas, yakni motif sekar jagad dan motif burung hong.
Selain produk yang memiliki keunikan, proses produksi batik di Batik Lasem Sekar Mulyo juga sangat menarik. Proses produksi melibatkan para ibu serta masyarakat difabel, di mana semua sudah memiliki keahlian di masing-masing bagiannya.
Proses pembuatan batik tersebut terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari menggambar motif, pewarnaan dan lainnya hingga menjadi satu lembar kain batik. Batik Lasem Sekar Mulyo juga memiliki keunggulan sebagai batik dengan pewarnaan alam. Menurut Bella, proses pembatikan yang dilakukan secara bolak-balik menjadikan produk tersebut lebih awet.
Sebagai pengelola, Bella juga memiliki kiat khusus dalam melihat selera konsumen. Penjualan produk yang dilakukan baik secara offline maupun online, memungkinkan dia untuk bisa berinteraksi langsung dengan para konsumennya. Dari situlah dia bisa mengetahui apa yang diinginkan pasar.
"Banyak sekali pelanggan yang tahu Sekarmulyo dari instagram, jadi di media sosial inilah kami menemukan pangsa pasar yang tepat," jelasnya.
Consumer Insight
Baginya sarana seperti media sosial Instagram, sangat membantu dalam menjalin komunikasi dengan konsumen dan memperluas pasar. Menurutnya, bisa dikatakan semua segmen pasar mulai menengah ke atas, ada di Instagram.
Hal ini pula yang melatarbelakangi Bella untuk konsisten melakukan live melalui akun Instagram @sekarmulyobatiklasem karena disanalah para pelanggannya menanti produk-produk terbaru atau promo dari Batik Lasem Sekar Mulyo.
Upaya lain juga dilakukan dengan consumer insight, yakni dengan bertanya langsung kepada setiap pelanggan tentang pilihan yang disukai atau kendala yang masih dirasakan ketika belanja. Dengan begitu Bella dapat terus meningkatkan pelayanan bagi pelanggan. Salah satunya melalui program hemat ongkir khusus bagi pelanggan Batik Lasem Sekarmulyo bekerjasama dengan JNE.
Bella juga membagikan pengalamannya saat pandemi banyak menghantam bisnis di Indonesia.
"Jadi waktu pandemi Covid, alhamdulillah justru pesanan online mengalir dibantu pengirimannya oleh JNE Rembang. Dalam seminggu saya bisa jualan 200 paket. Itu bisa karena orang percaya, banyak yang follow dan ada promosi. Banyak juga pejabat yang datang ke sini," kata Bella.
Telah berusia sekitar 15 tahun, Batik Lasem Sekar Mulyo sudah sangat memahami segmen pasar. Saat ini Batik Lasem Sekar Mulyo memproduksi batik dengan harga mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Produk dengan harga yang terbilang tinggi, bukan berarti akan sepi peminat.
Bahkan kualitas produk dan kepercayaan konsumen, batik dengan harga jutaan rupiah di Batik Lasem Sekar Mulyo, justru lebih mudah terjual.
"Jadi Sekar Mulyo itu akan lebih gampang jualan yang premium dari pada harga yang Rp300.000-Rp400.000. Batik-batik harga di atas Rp1 juta sampai Rp5 juta akan lebih gampang jualnya. Jadi memang mindset orang, beli batik tulis yang benar-benar bagus dan harganya jauh dari pasaran, mendingan di Sekar Mulyo. Itu sudah saya tanya langsung, saya tanya langsung testimoni ke pembeli," kata Bella.
Dia juga berbagi cerita, di mana Batik Lasem Sekar Mulyo memiliki pelanggan dari Solo, yang sekali beli bisa 15-20 potong dengan harga masing-masing di atas Rp1 juta.
Bella juga menceritakan tentang pengalamannya yang paling berkesan dalam mengelola Batik Lasem Sekar Mulyo.
"Ada tiga pengalaman yang sangat berkesan bagi saya," kata dia.
Pertama, ketika dia mendapatkan pelanggan yang menginginkan batik tiga negeri. Dengan senang hati Bella pun melayani pelanggan itu dan mengeluarkan semua koleksi batik tiga negeri yang dimilikinya.
Ada sekitar 26-30 potong kain batik yang dia tunjukkan kepada pelanggan tersebut. Harga satu kainnya mulai Rp3 juta hingga Rp7 juta.
Saking banyaknya, pelanggan itu sampai terlihat kebingungan untuk menentukan pilihannya. Hingga pada akhirnya pelanggan itu memutuskan untuk membeli semua kain batik tiga negeri yang dikeluarkan Bella.
"Bisa dibayangkan? Saat itu saya speechless, tapi ya bagaimana. Beliau sangat senang," kata Bella.
Pengalaman kedua yakni ketika mendapatkan pesanan custom untuk Bapak Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Pesanan tersebut adalah kain batik tulis sepanjang tiga meter. "Sebuah kebanggaan tersendiri ketika karya kami dikenakan presiden ke enam Indonesia," lanjut dia.
Pernah juga diajak membuat batik 74 meter dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu juga menjadikan kebanggan tersendiri baginya.
Pengalaman berkesan lainnya adalah ketika Balik Lasem Sekar Mulyo berhasil membuat 650 kain batik tulis hanya dalam waktu dua pekan. Sebab biasanya pembuatan batik tulis membutuhkan waktu lama, bahkan bisa satu bulan.