Rekah Bisnis Melati
![Pesanan roncean melati di Dusun Clapar, Desa Ngawen, Muntilan. [Suara.com/ Angga Haksoro Ardi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/07/83497-roncean-melati.jpg)
Cara lain menekan biaya, biasanya peronce melati mengusulkan perias untuk mengurangi jumlah aksesoris. Hiasan melati hanya dipertahankan pada sisi depan pengantin yang terlihat tamu atau tampak dalam foto.
“Teko dikurangi yang nggak kelihatan. Sanggul di belakang kan nggak kelihatan kalau difoto, itu bisa dikurangi. Hiasan untuk keris juga bisa (dihilangkan). Kasihan kalau komplitan roncenannya,” ujar Debby perajin ronce melati.
Debby berharap harga melati dari Pemalang segera turun. Tapi melihat kondisi hujan yang masih terus berlangsung selama beberapa minggu terakhir, harapan itu bakal terwujud dalam waktu lama.
Baca Juga:Semarang Berpotensi Diguyur Hujan Ringan, Warga Diminta Siaga
Menurut dia, cara lain agar perajin tidak bergantung pada pasokan melati dari daerah lain adalah menanamnya sendiri di Kabupaten Magelang. Sudah ada petani di Kecamatan Ngluwar yang mencoba menanam melati namun hasilnya belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.
“Tapi ya itu yang dari sini hasil panennya nggak banyak. Kalau lagi banyak permintaan, kami paling cuma dapat jatah tiga sampai lima kilogram. Mereka baru mulai tanam.”
Kendala lain yang harus dipecahkan sebelum petani Magelang dikerahkan untuk menanam melati, adalah tersedianya pengepul yang siap menampung hasil panen.
Sebab jika musim hajatan pernikahan telah usai, permintaan roncean bunga untuk rias pengantin akan jauh berkurang. “Kendalanya kalau pas lagi sepi roncenan. Bunganya cuma terbuang karena nggak tahu mau jual kemana lagi.”
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Baca Juga:BMKG Imbau Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jateng hingga 4 Januari