SuaraJawaTengah.id -
Band Sukatani tengah menjadi perbincangan setelah mengunggah video permintaan maaf di akun Instagram mereka, @sukatani.band.
Duo asal Purbalingga Jawa Tengah ini menyampaikan permohonan maaf mereka kepada Kapolri serta institusi Kepolisian Republik Indonesia.
Permintaan maaf tersebut berkaitan dengan lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar.
Melalui unggahan di Instagram, para personel Sukatani menyatakan bahwa mereka telah menarik lagu tersebut dari peredaran.
Baca Juga:Akademisi: Janji Entaskan Kemiskinan, Luthfi Harus Perbaiki Transportasi Jateng
Mereka, yaitu Muhammad Syifa Al Lufti atau Alectroguy sebagai gitaris dan Novi Citra Indriyati alias Twister Angel sebagai vokalis, menjelaskan bahwa lagu Bayar Bayar Bayar dibuat sebagai bentuk kritik terhadap oknum polisi yang diduga melanggar aturan.
"Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan Institusi Polri atas lagu yang kami ciptakan dengan judul Bayar Bayar Bayar, yang memiliki lirik 'Bayar Polisi' dan sempat viral di berbagai platform media sosial," ujar mereka.
Lagu tersebut sebelumnya sempat tersedia di platform musik digital, namun saat ini sudah tidak dapat diputar.
"Melalui pernyataan ini, kami telah mencabut dan menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari peredaran," lanjut mereka.
Mereka juga mengimbau agar siapa pun yang masih memiliki lagu tersebut di media sosial untuk segera menghapusnya.
Baca Juga:Miris! Belasan Tahun Rawat Anak Lumpuh, Ayah Tunanetra Ini Tak Pernah Tersentuh Bantuan Pemerintah
"Kami meminta kepada pengguna media sosial yang telah menyimpan atau menggunakan lagu Bayar Bayar Bayar untuk segera menghapusnya. Jika ada konsekuensi di kemudian hari, itu sudah di luar tanggung jawab kami sebagai Band Sukatani," tegas mereka.
Pernyataan tersebut mereka sampaikan secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak mana pun, serta siap untuk dipertanggungjawabkan.
Profil Band Sukatani
Mengutip akun Instagram Dugtrax Records, Sukatani adalah duo musik asal Purbalingga, Jawa Tengah.
Mereka dikenal membawakan musik post-punk dengan sentuhan new wave, serta lirik yang lugas menggunakan dialek Banyumasan, seperti yang terdengar di album Gelap Gempita.
Selain bermusik, Sukatani juga aktif dalam isu sosial dan lingkungan. Lagu-lagu mereka kerap menyampaikan kritik tajam terhadap berbagai permasalahan.
Salah satu contohnya adalah lagu Gelap Gempita, yang menyoroti kelompok yang haus akan kekuasaan.
Potongan liriknya berbunyi:
"Di dalam otak mereka hanyalah kekuasaan,
Di dalam hati mereka tak ada kepuasan,
Di dalam cara mereka terpampang kedzaliman."
Band ini merilis album Gelap Gempita pada 24 Juli 2023.
Sukatani hanya beranggotakan dua orang, Ovi alias Twister Angel (vokal) dan AI alias Alectroguy (gitar). Nama Sukatani sendiri dipilih sebagai simbol dari desa yang asri dan makmur.
Gaya musik mereka terinspirasi dari band anarcho-punk era 80-an serta beberapa grup proto-punk awal. Namun, banyak pendengar yang menganggap musik mereka lebih condong ke arah post-punk dan new wave.
Sukatani terbentuk atas inisiatif Ovi, yang telah lama aktif di skena musik Purwokerto. Sebagai seorang vokalis sejak 2013, ia memiliki keinginan kuat untuk menulis lirik lagu. Kemudian, ia mengajak AI untuk mengisi materi musik, hingga akhirnya mereka mendirikan band ini pada Oktober 2022.
Album Gelap Gempita yang mereka rilis pada 2023 berisi delapan lagu, termasuk Bayar Bayar Bayar, yang akhirnya ditarik pada 2025.
Kebanyakan lagu dalam album tersebut mencerminkan keresahan sosial mereka, seperti lagu Alas Wirasaba, yang menceritakan kehilangan tempat bermain masa kecil akibat pembangunan bandara.
Lagu Sukatani yang menjadi track pembuka juga mengangkat isu pertanahan, bahkan memasukkan cuplikan wawancara seorang warga yang mengalami permasalahan tanah dengan aparat.
Menariknya, beberapa lagu Sukatani dibawakan dalam bahasa ngapak, seperti Sukatani dan Alas Wirasaba, sementara lagu lainnya menggunakan bahasa Indonesia.
Band ini tetap beranggotakan dua orang tanpa tambahan personel. Untuk menyiasati keterbatasan instrumen saat tampil, AI menggubah suara drum dan bass secara digital, sementara ia sendiri memainkan gitar dan Ovi mengisi vokal. Saat tampil live, mereka menggunakan synthesizer atau rekaman suara latar.
Meski hanya berdua, aksi panggung Sukatani selalu berhasil menarik perhatian. Mereka kerap memulai pertunjukan dengan membagikan hasil bumi seperti sayuran kepada penonton.
Penggemar mereka dikenal loyal dan militan, sering kali membawa bendera serta mengenakan topeng balaclava saat menghadiri konser.
Popularitas Sukatani semakin meningkat setelah tampil di berbagai festival besar seperti Synchronize Fest 2024, Pestapora 2024, Bukan Main, dan Cherry Pop 2024.
Tak hanya di skena underground, band ini juga mulai dikenal di kalangan lebih luas. Bahkan, pesohor seperti Vincent Rompies pernah terlihat mengenakan merchandise mereka di depan publik.
Ramainya pemberitaan mengenai lagu Bayar Bayar Bayar yang resmi ditarik pada 20 Februari 2025 juga membuka fakta lain identitas asli personil Sukatani akhirnya terungkap dan menimbulkan gerakan penolakan atas kasus ini.
Kontributor : Dinar Oktarini