Menurut Andy, saat kampung hendak dibangun, makam-makam di sini dibongkar dan dipindah. Tersisa beberapa makam yang entah karena alasan apa tetap dipertahankan.
Sepengetahuan Andy, selain makam Entjik Minah ada 4 makam lainnya yang masih berada di tempat semula. Makam-makam itu bahkan sekarang berada di dalam rumah atau toko.
Makam Mbah Glinding yang kemungkinan besar pepunden kampung Glindingan, menjadi satu dengan bangunan toko kain terkenal di kawasan Pasar Rejowinangun.
Dua atau 3 makam lainnya dipertahankan di belakang toko yang menjual makanan oleh-oleh. “Masih ada. Lha wong itu dipiara kok. Jadi diopeni gitu lho. Ini dulu semua kuburan. Jadi yang nggak dipindah makam Entjik Minah sama di belakang toko itu. Makam Mbah Glinding.”
Baca Juga:Retret Kepala Daerah, Gubernur Paling Kaya Sherly Tjoanda Tampil Anggun Berseragam Loreng
Selain makam Entjik Minah yang berada di luar bangunan, satu-satunya jalan akses menuju makam lainnya harus melewati toko. Kami mencoba meminta izin masuk ke salah satu toko.
Pelayan mengaku tidak tahu bahwa di dalam tokonya terdapat makam tua. “Ini tacik sama koko lagi pergi keluar. Nggak tahu juga kalau ada makam di belakang.”
Siapa Entjik Minah?
Identitas Entjik Minah sedikit terbuka melalui keterangan Andy Setiawan. Meleset dari dugaan kami yang semula mengira Entjik Minah keturunan Tionghoa, Andy justru yakin dia datang dari Sumatera.
“Entjik itu dari Sumatera to biasanya. Bukan Chinese. Entjik Minah itu wedok (perempuan),” kata Andy.
Baca Juga:Usai Dilantik Presiden Prabowo, 47 Kepala Daerah Absen Retreat Tanpa Keterangan
Dari penelusuran bahan bacaan di dunia maya, kami menemukan nama Entjik Hasnah. Dia wanita Palembang pertama yang menduduki jabatan camat pada tahun 1951.
Namun belum dapat dipastikan apakah nama entjik merupakan nama umum yang disandang oleh perempuan Palembang.
Satu-satunya identitas Entjik Minah yang dapat dilihat hanya dari nama yang tertera pada nisan kuburnya. Padahal makam sudah dipugar oleh Andy Setiawan sekitar tahun 1976.
Pemugaran dilakukan Andy saat ia masih bujangan. Kala itu dia dipercaya menjadi Kepala Rukun Kampung (RK) Tukangan Wetan.
Dia mendapat tugas untuk membangun jalan gang Tukangan Wetan yang semula masih tanah. “Waktu jaman saya jadi Ketua RK (rukun kampung) saya kan membangun jalan dari sana sampai sini.”
Tapi akibat pengurukan jalan, posisi makam Entjik Minah jadi lebih rendah dari tinggi jalan. Bersama seorang warga lainnya, Andy berinisiatif menguruk makam sehingga tingginya sejajar dengan jalan.