SuaraJawaTengah.id - Bulan Ramadan 1446 Hijriah menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu tradisi yang sering dilakukan umat Islam di Indonesia selama bulan suci ini adalah berziarah ke makam para wali dan ulama yang berjasa dalam penyebaran Islam.
Di Semarang, Jawa Tengah, terdapat beberapa makam yang dianggap keramat dan sering dikunjungi oleh para peziarah.
Berikut lima makam keramat di Semarang yang kaya akan nilai spiritual dan sejarah.
1. Makam Kiai Sholeh Darat
Baca Juga:Mirae Asset Ajak Generasi Muda Semarang Berinvestasi Lewat Community Center
Kiai Sholeh Darat merupakan seorang ulama besar yang terkenal di Semarang. Beliau memiliki banyak gelar, di antaranya al-alim, al-allamah, al-habib Syekh Muhammad Sholeh As-samarane al-jawiya Syafi'i.
Kiai Sholeh Darat lahir di Jepara dan merupakan guru dari tokoh-tokoh penting seperti Raden Ajeng Kartini, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Ahmad Dahlan. Beliau wafat di Semarang pada tahun 1903 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Bergota Randusari, bersebelahan dengan makam Sunan Pandanaran atau Ki Ageng Pandanaran.
2. Makam Habib Muhammad Ba’abud
Makam ini terletak di kawasan Semarang bagian utara dan menjadi salah satu makam kuno yang banyak dikunjungi peziarah. Habib Muhammad bin Abdullah bin Husein Ba’abud dikenal sebagai seorang waliyullah yang memiliki banyak karamah semasa hidupnya. Beliau wafat pada tanggal 21 Ramadhan 1212 Hijriyah atau 9 Maret 1798 M dan dimakamkan di area Mushola Nurul Karomah, Kampung Kalicilik Pace, bersama Syarifah Alawiyyah.
3. Makam Ki Ageng Pandanaran
Baca Juga:Cuaca Semarang dan Sekitarnya Berpotensi Diguyur Hujan pada 27 Februari 2025
Ki Ageng Pandanaran adalah adipati pertama Semarang dan dikenal sebagai pelopor berdirinya kota ini. Meskipun hidup sejaman dengan Wali Sanga, beliau tidak termasuk dalam kelompok tersebut. Ki Ageng Pandanaran mendirikan pesantren dan menyebarkan Islam di wilayah yang kini disebut Semarang. Makamnya terletak di Jl. Mugas Dalam II / 4, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan. Setiap bulan Ramadhan, banyak peziarah datang untuk mengenang jasanya dalam penyebaran Islam.
4. Makam Syekh Jumadil Kubro
Keberadaan makam Syekh Jumadil Kubro masih menjadi perdebatan karena ada beberapa versi mengenai lokasinya. Namun, masyarakat Semarang percaya bahwa makam beliau berada di kompleks pemakaman yang terletak di Jl. Yos Sudarso No. 1, Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk. Konon, makam ini ditemukan di tengah tambak pada tahun 1970, dan dulunya hanya berupa gundukan tanah dengan patok kayu sepanjang empat meter. Menurut cerita yang berkembang, makam Syekh Jumadil Kubro ditutupi dengan perahu sebagai bentuk perlindungan.
5. Makam Habib Toha Bin Yahya (Mbah Kramat Depok)
Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya, yang lebih dikenal sebagai Mbah Depok, adalah seorang ulama yang berperan besar dalam penyebaran Islam di Semarang. Beliau juga turut serta dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan Portugis bersama pasukan Kerajaan Mataram. Makamnya terletak di Jalan Depok, Semarang, di tengah kawasan pertokoan yang selalu ramai dikunjungi peziarah. Mbah Depok merupakan menantu dari Sultan Hamengkubuwono I dan ayah dari Habib Hasan Bin Toha.
Bulan Ramadhan menjadi waktu yang istimewa untuk berziarah ke makam para wali dan ulama, sekaligus mengenang perjuangan mereka dalam menyebarkan Islam. Selain mendapatkan pengalaman spiritual, ziarah juga dapat menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah Islam di Semarang.
Kontributor : Dinar Oktarini