Menjelang dan selama bulan Syawal, tidak jarang kita menerima banyak undangan pernikahan. Fenomena ini tentu bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang membuat Syawal menjadi bulan yang begitu populer untuk melangsungkan pernikahan.
1. Menepis Keyakinan Jahiliyah
Pada masa sebelum Islam, masyarakat Arab jahiliyah menganggap bahwa menikah di bulan Syawal akan membawa kesialan dan ketidakberkahan.
Keyakinan ini merupakan bentuk takhayul yang tidak memiliki dasar kebenaran. Rasulullah saw. membantah keyakinan ini dengan menikahi Aisyah r.a. dan melangsungkan malam pertama mereka di bulan Syawal.
Baca Juga:Panduan Lengkap Zakat Fitrah: Besaran yang Dibayarkan, Niat, dan Doa untuk Wilayah Jawa Tengah
Ini menjadi langkah tegas untuk menghapus mitos negatif yang berkembang kala itu.
2. Anjuran dalam Hadis
Aisyah r.a. meriwayatkan: "Rasulullah saw menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih beruntung ketimbang diriku di sisi beliau?" (HR. Muslim)
Hadis ini menjadi dasar anjuran dari para ulama, khususnya ulama dari mazhab Syafi’i, bahwa menikah di bulan Syawal adalah sunnah yang dianjurkan. Tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tapi juga menjadi teladan yang bisa diikuti oleh umat Islam hingga hari ini.
3. Mengikuti Sunnah dan Menghapus Takhayul
Baca Juga:Gubernur Luthfi Gendong Bayi, Lepas Ribuan Pemudik Gratis ke Jateng dari Jakarta!
Menikah di bulan Syawal juga menjadi bagian dari mengikuti sunnah Rasulullah. Hal ini tentu berpahala, karena selain meneladani Rasulullah, kita juga turut berperan dalam membebaskan masyarakat dari sisa-sisa takhayul dan keyakinan keliru yang diwariskan oleh tradisi jahiliyah.