Mudik Tak Lagi Jadi Beban: Balik Rantau Gratis Angkat Martabat Pekerja Informal Jateng

Pemprov Jateng adakan Balik Rantau Gratis 2025 bagi pekerja informal, slogan "Mudik Seneng, Balik Ayem". 3500 orang diangkut bus & kereta api ke kota besar.

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 10 April 2025 | 21:07 WIB
Mudik Tak Lagi Jadi Beban: Balik Rantau Gratis Angkat Martabat Pekerja Informal Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat melepas pemudik di Di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Kamis (10/4/2025). [Dok Pemprov Jateng]

SuaraJawaTengah.id - Di tengah hiruk-pikuk arus balik Lebaran 2025, sebuah wajah humanis dari kebijakan pemerintah daerah mencuat ke permukaan.

Bukan sekadar layanan transportasi, program Balik Rantau Gratis 2025 dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjelma menjadi simbol kehadiran negara bagi para pekerja informal yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga namun kerap luput dari perhatian.

Di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Kamis (10/4/2025), ribuan warga bersiap kembali ke perantauan dengan haru dan senyum. Tak sedikit dari mereka yang mengaku dompet telah menipis setelah digunakan untuk memenuhi tradisi Lebaran di kampung halaman.

Namun, program ini menjadi angin segar yang meringankan beban mereka.

Baca Juga:Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun

"Sangune pun telas, Pak. Tapi senang bisa balik gratis. Maturnuwun sampun dibantu," ujar Urip Raharjo, buruh bangunan asal Purbalingga yang hendak kembali ke Jakarta.

Pernyataan Urip mewakili suara ribuan pekerja informal lainnya, para asisten rumah tangga, pedagang kecil, hingga buruh kasar yang menjadi sasaran utama program ini.

Program Balik Rantau Gratis 2025 mengusung slogan "Mudik Seneng, Balik Ayem". Total, sebanyak 3.500 orang diangkut melalui 72 unit bus dan 8 gerbong kereta api menuju kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung.

Rute pemberangkatan mencakup berbagai daerah: dari Asrama Haji Donohudan Boyolali, Terminal Tipe A Pekalongan, Terminal Bulupitu Banyumas, hingga Cilacap.

Rinciannya, dari Donohudan menuju Terminal Pulo Gebang Jakarta diberangkatkan 35 bus dengan kapasitas 1.750 penumpang. Dari Pekalongan, 17 bus untuk 850 penumpang.

Baca Juga:7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable

Banyumas mengirimkan 12 bus dengan kapasitas 600 orang. Sementara itu, enam bus dari Boyolali dan dua bus dari Cilacap diberangkatkan ke Bandung sejak 8 April.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang menyapa peserta via Zoom dari Kantor Gubernuran, menegaskan bahwa program ini sepenuhnya gratis.

"Mereka yang memanfaatkan program arus balik ini tidak membayar sekecil apapun," ujarnya.

Program ini terselenggara berkat kolaborasi antara Pemprov Jateng, tujuh rumah sakit milik provinsi, Bank Jateng, Baznas, serta pemerintah kabupaten dan kota. Kehadiran mereka menjadi bukti sinergi antarlembaga untuk menghadirkan keadilan sosial secara konkret.

"Ini bukan sekadar urusan transportasi. Ini bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga yang selama ini mungkin terpinggirkan. Mereka adalah pekerja informal yang penghasilannya tidak tetap, tapi kontribusinya nyata," lanjut Luthfi.

Menurutnya, pemilihan waktu keberangkatan 8 hingga 10 April juga bukan tanpa alasan. Selain untuk menghindari puncak kepadatan lalu lintas pasca-Lebaran, langkah ini juga menjadi bentuk manajemen mobilitas yang lebih beretika dan ramah bagi kelompok rentan.

“Jateng ini kan episentrum arus mudik nasional. Maka dari itu, kita harus hadir dengan pendekatan yang berkeadilan sosial. Kegiatan ini akan jadi role model nasional, dan akan kita tata lebih baik di tahun-tahun mendatang,” tegas Luthfi.

Lebih jauh, program ini bukan hanya meringankan secara finansial, tetapi juga memulihkan rasa percaya diri para perantau yang sering merasa sendiri saat kembali ke kota besar. Bagi mereka, kesempatan kembali ke tempat kerja tanpa beban ongkos transportasi ibarat dorongan moral yang sangat berarti.

Tak sedikit dari para peserta yang menyampaikan rasa terima kasih secara langsung. Beberapa di antaranya bahkan datang bersama anak-anak, yang juga ikut menikmati perjalanan yang aman dan terorganisir.

Petugas medis dari rumah sakit daerah turut diterjunkan untuk memastikan kesehatan peserta selama dalam perjalanan.

Ke depan, Pemprov Jateng berencana meningkatkan kapasitas layanan dan memperluas cakupan wilayah program. Harapannya, makin banyak warga yang bisa menikmati manfaat serupa tanpa harus mengorbankan kebutuhan pokok usai Lebaran.

Bagi Urip dan ribuan perantau lainnya, perjalanan kali ini bukan sekadar perpindahan tempat, tapi juga cerita tentang bagaimana sebuah kepedulian kecil bisa menyelamatkan banyak harapan besar.

Negara, dalam wujud pemerintah daerah akhirnya hadir dalam kehidupan mereka, bukan hanya saat kampanye, tapi pada momen yang paling dibutuhkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak