SuaraJawaTengah.id - Di balik hiruk-pikuk ibu kota, banyak kisah tak terduga yang menghantui kehidupan orang-orang kecil yang sedang berjuang. Salah satunya adalah kisah horor pedagang bakso keliling ini.
Bagi sebagian orang, malam adalah waktu untuk beristirahat. Namun bagi pedagang bakso keliling, malam adalah ladang rezeki.
Yuda, seorang penjual bakso keliling di Jakarta, tak pernah ia bayangkan bahwa di balik langkah kakinya mendorong gerobak, ia akan memasuki wilayah yang tak kasat mata, sebuah kampung yang isinya bukan manusia.
Cerita horor ini terjadi pada masa pandemi COVID-19, saat banyak orang kehilangan pekerjaan. Yuda, seorang perantau dari Padang, terkena PHK dari tempat kerjanya. Ia sempat putus asa, tapi memilih bangkit dengan membuka usaha bakso keliling.
Baca Juga:'Darah Dimana-mana, Baunya Amis' Cerita Horor Arwah Maling Korban Main Hakim Sendiri
“Saya pikir, selama halal, saya jalanin aja,” ujar Yuda dalam sebuah wawancara bersama YouTube Badru Caplock.
Pada suatu sore, Yuda memutuskan menjajal rute baru. Ia masuk ke sebuah komplek di Jakarta Timur yang belum pernah ia lewati sebelumnya. Komplek itu tampak normal: anak-anak bermain bola, ibu-ibu duduk di teras.
“Saya mikir, wah rame juga nih, cocok buat jualan,” katanya. Ia pun mulai menjajakan dagangannya, dan sambutan warga cukup hangat.
Namun menjelang tengah malam, saat ia hendak pulang melewati jalan kavlingan kosong di pinggir komplek, gerobaknya terasa berat. Ia memeriksa ban, tapi semuanya normal.
Tiba-tiba, ia mendengar suara daun berdesir. Saat menengadah, Yuda melihat sesosok perempuan berpakaian putih duduk di atas pohon.
Baca Juga:Lupa Kasih Persembahan di Malam Jumat Kliwon, Kisah Tragis Pengusaha yang Ingkar Janji Pesugihan
“Mukanya ancur banget, rambutnya panjang, matanya melotot,” ungkap Yuda.
Panik, ia tinggalkan gerobaknya dan berlari ke pos ronda untuk meminta bantuan. Seorang bapak yang tadi membeli bakso menemaninya kembali.
Anehnya, saat bersama bapak itu, gerobaknya kembali ringan. Seolah tak pernah terjadi apa-apa.
Beberapa hari kemudian, Yuda kembali ke komplek tersebut karena dagangannya cukup laku di sana.
Di salah satu malam, seorang anak kecil memanggilnya untuk membeli bakso.
“Bentar ya bang, saya ambil duit dulu,” ucap anak itu lalu masuk ke rumahnya. Yuda menunggu lebih dari 10 menit, hingga akhirnya bapak dari pos ronda lewat dan bertanya kenapa ia berdiri diam.