SuaraJawaTengah.id - Agustinus Wibowo Sulistyo mendaku diri sebagai tukang pangkas profesional. Tapi kali ini dia sungguh kewalahan melayani polah pelanggannya.
Beberapa kali pekerjaannya terhenti karena pelanggan tolah-toleh melulu. “Susah ini, rokel (berontak) terus,” keluh Agustinus Wibowo yang punya nama beken ‘Mas B’.
Bagaimana tidak kerepotan, yang dipangkas Mas B saat ini adalah domba jantan jenis moreno. Selain berbulu tebal, domba jantan moreno punya tenaga roso luar biasa.
Mas B harus mengikat domba kuat-kuat ke tiang kandang agar aman dari serudukan. Pakan rumput harus terus diberikan agar domba anteng saat digunduli.
Baca Juga:Sekolah Perintis Peradaban Magelang: Mengajar Anak Menjadi Tuan atas Diri Sendiri
Mas B tidak ingin pengalaman buruknya memangkas domba yang giras kembali terulang. “Saya pernah menangani domba yang saking berontaknya, badannya sampai kaku. Akhirnya malah tercekik tali sendiri sampai hampir pingsan.”
Beruntung masih ada waktu, domba cepat-cepat dilepas agar bisa bergerak kembali dan bernapas normal. Proses pangkas baru bisa dilanjutkan setelah domba kembali tenang.
Seperti umumnya sifat hewan ternak lain, domba yang jarang dipegang biasanya liar sehingga sulit diatur. Domba harus sering dipegang atau dimandikan agar lebih jinak dan tidak galak.
Sebagai pemain lama di dunia peternakan, Mas B paham betul karakter domba dan cara menanganinya. Di rumahnya di Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Sawangan, ia memelihara 10 ekor domba untuk dikembangbiakkan.
“Apalagi kalau yang harus ditangani domba Jawa, bukan jenis domba Texel atau moreno. Soalnya (domba Jawa) ada tanduknya dan gampang berontak. Saya paling takut itu,” kata Mas B.
Baca Juga:Teror Mencekam KKN di Magelang: Sampai Trauma Seumur Hidup!
Tukang Pangkas Bulu Domba
Meski sudah lama punya pengalaman beternak kambing atau domba, baru sekitar setengah tahun ini Mas B membuka jasa pangkas bulu domba.
Mulanya ia memanggil jasa pangkas bulu untuk domba peliharaannya. Setelah melihat beberapa kali cara memangkas bulu domba, Mas B tertarik untuk mencobanya.
“Saya lihat kok ini bisa saya kerjakan. Saya beli alat cukur dan mulai coba-coba. Dari situ sampai sekarang saya tawarkan jasa pangkas bulu domba.”
Mas B menawarkan jasanya melalui status WhatsApp pribadi dan akun Facebook @Paijo Paimin. Foto profil FB yang dipasangnya, menunjukkan keseriusan Mas B menekuni profesi jasa pangkas bulu domba.
Jika di media sosial ada orang yang mencari domba pacek atau domba pejantan penghasil keturunan, Mas B menyisipkan tawaran jasa memangkas bulu.