2 atau 1 Unyeng-unyeng di Kepala? Ini Mitosnya Menurut Kepercayaan Jawa

Mitos Jawa tentang unyeng-unyeng (pusaran rambut) dikaitkan dengan kepribadian & nasib. Dua unyeng-unyeng konon nakal/pemimpin, satu kalem

Budi Arista Romadhoni
Senin, 14 Juli 2025 | 06:12 WIB
2 atau 1 Unyeng-unyeng di Kepala? Ini Mitosnya Menurut Kepercayaan Jawa
Ilustrasi unyeng-unyeng di kepala. [Suara.com/ChatGPT]

SuaraJawaTengah.id - Bagi masyarakat Jawa, keberadaan unyeng-unyeng atau pusaran rambut di kepala bukan hanya sekadar fenomena biologis. Pusaran ini diyakini membawa makna tertentu terkait kepribadian, nasib, bahkan masa depan seseorang.

Secara umum, unyeng-unyeng dikenal sebagai pola pertumbuhan rambut yang membentuk spiral di kepala. Sebagian orang hanya memiliki satu, sementara lainnya memiliki dua atau bahkan lebih. Dalam budaya Jawa, jumlah unyeng-unyeng ini dipercaya menyimpan pesan tersembunyi tentang karakter seseorang.

Dikutip dari Ki Jemblung Agung, berikut ini adalah deretan mitos yang berkembang di tengah masyarakat Jawa mengenai unyeng-unyeng:

1. Unyeng-Unyeng Dua, Pertanda Anak Nakal?

Baca Juga:5 Mitos Tentang Burung Walet yang Masuk ke Rumah, Keberuntungan atau Marabahaya?

Salah satu mitos yang paling sering terdengar adalah anggapan bahwa anak yang memiliki dua unyeng-unyeng cenderung lebih nakal dan susah diatur. Mereka dianggap memiliki energi berlebih, sulit diam, dan sering menimbulkan keributan, terutama saat masih kecil.

Keyakinan ini membuat sebagian orang tua merasa khawatir ketika mengetahui anaknya memiliki dua pusaran rambut. Namun tentu saja, ini hanyalah mitos yang tidak semestinya dijadikan acuan mutlak dalam mendidik anak.

2. Anak Dua Unyeng-Unyeng Bisa Jadi Pemimpin

Di balik stigma "nakal", muncul juga pandangan positif tentang anak dengan dua unyeng-unyeng. Dalam beberapa versi mitos, anak seperti ini justru dianggap memiliki potensi besar menjadi pemimpin di masa depan.

Alasannya? Mereka cerdas, aktif, penuh energi, dan punya kemampuan berkomunikasi serta beradaptasi lebih cepat dibanding anak seusianya. Mereka juga dinilai punya keunikan dalam pembawaan dan mampu menonjol di tengah kelompok.

Baca Juga:Membedah 5 Mitos Mistis Ikan Arwana, Benarkah Bisa Bawa Hoki?

3. Unyeng-Unyeng Dua dan Kekuatan Spiritual

Beberapa kepercayaan tradisional juga mengaitkan dua unyeng-unyeng dengan kekuatan spiritual atau kepekaan batin yang tinggi. Anak seperti ini diyakini bisa merasakan energi di sekitarnya dan peka terhadap suasana hati orang lain. Tidak jarang, mitos ini dikaitkan dengan bakat supranatural atau “indigo.”

4. Hindari Label Sejak Dini

Dalam budaya lisan, tak jarang mitos ini dijadikan bahan bercanda atau bahkan ejekan terhadap anak yang memiliki dua unyeng-unyeng. Padahal, memberikan label negatif sejak dini dapat tertanam dalam pikiran anak hingga dewasa dan memengaruhi kepercayaan dirinya.

Alih-alih meyakini anak akan ‘nakal’ hanya karena jumlah pusaran di kepalanya, sebaiknya orang tua memberikan dukungan dan bimbingan yang bijak dalam proses tumbuh kembangnya.

5. Satu Unyeng-Unyeng, Pertanda Kalem dan Tenang?

Bagi yang memiliki satu unyeng-unyeng, mitosnya pun berbeda. Seseorang dengan satu pusaran rambut diyakini memiliki sifat kalem, pendiam, dan tenang. Mereka lebih suka berpikir sebelum bertindak dan tidak reaktif terhadap situasi di sekitarnya.

Sifat ini biasanya dianggap lebih ideal dalam kehidupan sosial karena orang-orang seperti ini dinilai lebih mudah diarahkan dan lebih patuh pada aturan.

6. Tapi Jangan Terkecoh, Bisa Saja Meledak-ledak

Walau ada anggapan bahwa satu unyeng-unyeng identik dengan kepribadian lembut, nyatanya dalam praktiknya tidak selalu demikian. Ada banyak kasus di mana orang dengan satu pusaran rambut justru memiliki karakter keras kepala, emosional, bahkan sulit dikendalikan.

Artinya, mitos ini tidak bisa dijadikan tolok ukur tunggal untuk memahami sifat seseorang.

7. Unyeng-Unyeng dan Takdir, Antara Mitos dan Realita

Kepercayaan terhadap unyeng-unyeng ini menjadi bagian dari kekayaan budaya Jawa yang hidup dari generasi ke generasi. Namun, penting untuk menempatkan mitos ini pada tempatnya — sebagai pengetahuan budaya, bukan penentu nasib seseorang.

Setiap anak unik. Entah memiliki satu atau dua pusaran rambut di kepala, bukan itu yang menentukan masa depannya, melainkan pendidikan, kasih sayang, dan nilai-nilai yang ia terima sepanjang hidup.

Mitos tentang unyeng-unyeng memang menarik, bahkan masih sering dipercaya hingga kini. Meski tak berdasar ilmiah, tradisi ini tetap menjadi bagian penting dalam warna-warni budaya Nusantara.

Sebagai masyarakat modern, kita bisa mengambil sisi positifnya  seperti mengenali potensi anak sejak dini  tanpa terjebak dalam stigma. Karena pada akhirnya, karakter seseorang bukan ditentukan oleh jumlah pusaran rambutnya, tapi oleh bagaimana ia dibentuk melalui lingkungan dan nilai hidup yang ia pegang.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini