Rahayu Saraswati Mundur dari Jabatan DPR, Dinilai Sebagai Sikap Ksatria dan Standar Baru Politik

Rahayu Saraswati mundur dari DPR RI, dinilai sebagai sikap ksatria dan standar baru etika politik. Meski disayangkan, langkah ini diharapkan jadi inspirasi bagi Gerindra.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 13 September 2025 | 07:51 WIB
Rahayu Saraswati Mundur dari Jabatan DPR, Dinilai Sebagai Sikap Ksatria dan Standar Baru Politik
Kader Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. (Dok/Instagram)
Baca 10 detik
  • Rahayu Saraswati mundur dari DPR imbas pernyataan fatal.
  • Pengunduran diri ini dinilai sebagai sikap ksatria.
  • Partai Gerindra kehilangan kader potensial di parlemen.

SuaraJawaTengah.id - Keputusan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029 menuai beragam tanggapan.

Langkah politikus muda itu dinilai sebagai sikap ksatria sekaligus bisa menjadi standar baru dalam dunia politik Indonesia.

Salah satu tokoh masyarakat di Kota Lama Semarang, Agus Suryo Winarto, menilai keputusan Sara—sapaan akrabnya—punya dua sisi penting.

“Pertama, keputusan ini adalah bentuk tanggung jawab seorang kader partai politik yang diamanahi masyarakat sebagai wakil rakyat. Kalau merasa melakukan kesalahan, maka sudah sepatutnya mengakuinya secara ksatria,” kata Agus, Jumat (12/9/2025).

Baca Juga:Dear Caleg Terpilih, Segera Serahkan LHKPN Sebelum Pelantikan

Menurutnya, langkah Sara juga dapat menjadi momentum konsolidasi internal Partai Gerindra. “Apa yang dilakukan Mbak Sara bisa jadi standar baru, baik bagi partai maupun bagi pejabat politik lainnya. Politisi kalau memang salah, harus berani bertanggung jawab,” tegasnya.

Namun di sisi lain, Agus mengaku menyayangkan pengunduran diri tersebut. Pasalnya, Rahayu Saraswati dikenal sebagai sosok politisi muda yang melek dunia kreatif, peduli isu lingkungan, konsisten memperjuangkan perlindungan anak, serta kritis terhadap berbagai kebijakan publik.

“Gerindra jelas kehilangan seorang petarung di bidang hak-hak anak, perempuan, dan isu lingkungan. Tapi saya tetap mengapresiasi sikap ksatria beliau. Kalau di partai lain, jarang ada yang berani mundur meski terbukti bersalah. Semoga ini bisa menjadi contoh,” imbuhnya.

Agus juga berharap Partai Gerindra menjadikan langkah tersebut sebagai inspirasi untuk membangun tradisi politik yang lebih sehat. “Untuk menjadi partai besar, butuh keberanian dan sikap ksatria dari para pemimpinnya,” tandasnya.

Diketahui, Sara mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025). Dalam unggahannya, ia menyampaikan permohonan maaf terkait pernyataan kontroversial yang sempat menjadi sorotan pada 28 Februari 2025 lalu.

Baca Juga:Tapera Bikin Pusing Para Pekerja dan Pengusaha, Legislatif Minta Pemerintah Lakukan Kajian yang Dalam

“Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Gerindra,” tulis Sara dalam pernyataannya.

Meski tidak menjelaskan alasan rinci di balik keputusan tersebut, pengunduran diri Sara kini menjadi perhatian publik dan menimbulkan diskursus soal etika politik di Tanah Air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak