Sungai Bogowonto dan Sejarah Kelam Penangkapan Pangeran Diponegoro

Sungai Bogowonto di Purworejo saksi bisu sejarah Indonesia. Dari penangkapan Diponegoro, asal nama sungai, hingga peran berdirinya Purworejo, menyimpan misteri.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 14 Oktober 2025 | 12:23 WIB
Sungai Bogowonto dan Sejarah Kelam Penangkapan Pangeran Diponegoro
Ilustrasi penangkapan Pangeran Diponegoro di Sungai Bogowonto. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Sungai Bogowonto di Purworejo menyimpan sejarah penting, termasuk kisah Pangeran Diponegoro.
  • Sungai ini diyakini menjadi asal mula berdirinya Purworejo dan memiliki banyak situs bersejarah.
  • Dari asal-usul namanya hingga misteri pohon Loano, Bogowonto jadi simbol warisan budaya Nusantara.
 

SuaraJawaTengah.id - Sungai Bogowonto, yang terletak di Purworejo, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang sangat penting dalam perjalanan Indonesia.

Selain menjadi saksi bisu atas berbagai peristiwa bersejarah, Sungai Bogowonto juga menyimpan misteri dan cerita yang menarik, mulai dari penangkapan Pangeran Diponegoro hingga asal-usul nama sungai tersebut.

Sebagaimana dikutip dari YouTube Berbagi Tahu, berikut adalah 5 fakta menarik tentang Sungai Bogowonto yang belum banyak diketahui.

1.  Asal-Usul Nama Sungai Bogowonto

Baca Juga:FWD Day Dorong Generasi Muda Jadi Lebih Kompetitif Lewat Literasi Keuangan di Undip

Sungai yang berada di Jawa Tengah ini awalnya dikenal dengan nama Waktu Koro. Nama ini berubah menjadi Bogowonto karena seringnya terlihat para begawan atau pendeta yang bersemedi di tepi sungai.

Menurut cerita, Pangeran Diponegoro pun memiliki alasan tersendiri mengapa ia enggan menyeberangi Sungai Bogowonto dua kali. Ada unsur mistis yang melekat pada sungai ini, yang hingga kini masih menjadi misteri.

2. Sungai Bogowonto dan Penangkapan Pangeran Diponegoro

Sungai Bogowonto bukan hanya terkenal karena keindahannya, tetapi juga karena menjadi lokasi penangkapan Pangeran Diponegoro oleh pihak Belanda pada masa penjajahan.

Setelah berperang dengan gigih, Belanda akhirnya berhasil menangkap Pangeran Diponegoro yang menolak untuk berunding dengan mereka.

Baca Juga:Kasus Kematian Mahasiswi PPDS UNDIP Masuk Tahap Persidangan, Komitmen Penegakan Hukum Jadi Sorotan

Namun, saat akhirnya perundingan dilakukan, Pangeran Diponegoro mematok syarat unik, yakni tidak ingin menyeberangi Sungai Bogowonto lebih dari sekali.

Pangeran Diponegoro akhirnya terperangkap dan ditangkap setelah menyepakati perundingan di pinggir Sungai Bogowonto, meski sebelumnya ia sudah memegang prinsip untuk tidak menyeberangi sungai itu dua kali.

Momen ini menjadi titik balik dalam perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda.

3. Peran Sungai Bogowonto dalam Berdirinya Purworejo

Sungai Bogowonto tidak hanya penting dalam peristiwa sejarah besar, tetapi juga terkait erat dengan berdirinya Purworejo.

Menurut cerita yang berkembang di kalangan masyarakat, daerah Loano di Purworejo dipercaya sebagai daerah tertua.

Berdasarkan legenda setempat, Haryo Bangah, seorang tokoh dari kerajaan Galuh yang kalah perang dari Ciungwanara, mengembara ke arah timur untuk mencari adiknya, Raden Tanduran.

Perjalanan Haryo Bangah terhenti di tepi Sungai Bogowonto karena beliau jatuh sakit. Di tempat tersebut, Haryo Bangah dan pengikutnya akhirnya memutuskan untuk menetap dan mendirikan perkampungan kecil.

Keberadaan mereka disambut baik oleh masyarakat setempat, dan akhirnya Haryo Bangah menikahi seorang gadis desa, yang kemudian melahirkan Pangeran Anden.

Lokasi tempat mereka mendirikan perkampungan tersebut disebut Loano, yang diambil dari nama pohon besar yang tumbuh di sekitar wilayah tersebut.

4. Misteri Pohon di Sendang Umbul

Misteri lainnya terkait dengan pohon besar yang berada di dekat Sungai Bogowonto, yang menjadi saksi bisu dari hubungan antara Pangeran Anden dan istrinya.

Pada suatu hari, saat mereka berselisih, istri Pangeran Anden melihat pohon besar di Sendang Umbul dan bertanya pada pengikutnya tentang nama pohon tersebut.

Tak ada seorang pun yang bisa menjawabnya, hingga akhirnya seorang laki-laki menjawab bahwa pohon tersebut bernama Lo.

Mendengar jawaban tersebut, istri Pangeran Anden terkejut karena ternyata suaminya sudah berada di belakangnya.

Setelah momen tersebut, hubungan mereka kembali harmonis dan orang-orang di sekitar menyebut lokasi tersebut sebagai Loano. Nama tersebut terus berkembang dan hingga kini menjadi nama sebuah daerah di Purworejo.

5. Peninggalan Sejarah di Sepanjang Sungai Bogowonto

Sungai Bogowonto, yang mengalir sepanjang lebih dari 67 kilometer, juga menjadi saksi dari peradaban masa lalu.

Banyak desa tua yang berada di sepanjang aliran sungai ini dan memiliki peninggalan kebudayaan Hindu dan Buddha. Peninggalan sejarah ini memperkuat keyakinan bahwa sungai ini memang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan daerah Purworejo dan sekitarnya.

Di sepanjang sungai, terdapat berbagai macam situs bersejarah yang memperlihatkan bagaimana masyarakat dahulu berinteraksi dengan alam dan membangun peradaban yang kaya.

Sungai Bogowonto menjadi salah satu tempat yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting, baik dalam konteks peradaban lokal maupun peristiwa besar yang terjadi pada masa penjajahan.

Sungai Bogowonto bukan sekadar aliran air yang mengalir dari Gunung Sumbing menuju Samudra Hindia, tetapi juga menyimpan banyak cerita dan sejarah yang masih menjadi misteri hingga kini.

Dari penangkapan Pangeran Diponegoro, asal-usul nama sungai, hingga peran pentingnya dalam berdirinya Purworejo, sungai ini telah mencatatkan berbagai peristiwa yang membentuk sejarah daerah tersebut.

Sungai Bogowonto menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah, peradaban, dan perjuangan yang ada di Indonesia. Semoga dengan mengenal lebih jauh tentang sejarahnya, kita dapat lebih menghargai warisan budaya dan sejarah yang ada di sekitar kita.

Kontributor : Dinar Oktarini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak