- DPRD Jateng mendorong AI sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas dan kinerja jurnalis.
- Model bisnis media terancam karena pengiklan beralih ke platform non-berita seperti media sosial.
- Pakar prediksi AI kuasai 70% informasi, memicu tsunami hoaks dan menantang peran media.
“Jika benar begitu, sumber berita utama bukan lagi media arus utama, tetapi dari platform media sosial. Kondisi itu akan semakin memicu hoaks,” ujarnya.
Menurutnya, kecerdasan AI yang mampu menghasilkan teks, gambar, hingga video yang sangat realistis membuka peluang bagi pihak tak bertanggung jawab untuk memproduksi disinformasi secara masif.
Di sinilah peran jurnalisme diuji. Ke depan, tugas utama jurnalis bukan hanya menyajikan berita, tetapi menjadi penunjuk arah bagi publik untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah di tengah tsunami hoaks yang dipicu oleh AI.
Baca Juga:Rahasia Sedulur Papat Lima Pancer, Filsafat Kejawen untuk Menarik Rezeki Dunia!