Banjir Semarang-Demak Makin Parah! Gubernur Luthfi Minta Percepat Pengerukan Kolam Retensi Terboyo

Banjir Semarang-Demak kritis. Gubernur desak pusat percepat pengerukan Kolam Retensi Terboyo & normalisasi sungai. Pusat siap mendukung, kirim pompa, integrasi solusi.

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 29 Oktober 2025 | 19:29 WIB
Banjir Semarang-Demak Makin Parah! Gubernur Luthfi Minta Percepat Pengerukan Kolam Retensi Terboyo
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat memimpin rapat mengatasi banjir di Semarang-Demak, Rabu (29/10/2025). [Istimewa]
Baca 10 detik
  • Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mendesak pemerintah pusat untuk percepat pengerukan Kolam Retensi Terboyo dan normalisasi sungai di Semarang.
  • Pemerintah pusat melalui Dirjen SDA KemenPU siap dukung usulan, siapkan pompa tambahan, dan koordinasi terpadu untuk atasi banjir.
  • Berbagai proyek infrastruktur, termasuk sodetan Sungai Sayung dan pelebaran saluran drainase, sedang berjalan untuk mitigasi banjir.

SuaraJawaTengah.id - Bencana banjir yang melanda Kota Semarang dan Kabupaten Demak dalam beberapa hari terakhir telah mencapai titik kritis, mengancam aktivitas warga dan infrastruktur vital.

Menanggapi kondisi darurat ini, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dengan tegas mendesak pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan konkret, khususnya percepatan pengerukan dan perluasan Kolam Retensi Terboyo.

Desakan ini bukan tanpa alasan, mengingat genangan yang terus meluas di kawasan Kaligawe, Genuk, dan Sayung sejak 22 Oktober 2025 menjadi indikator kegagalan sistem pengendalian banjir yang ada.

Dalam rapat koordinasi percepatan penanganan banjir di kantornya pada Rabu, 29 Oktober 2025, Gubernur Luthfi menyoroti perlunya revitalisasi infrastruktur penampung air.

Baca Juga:Rahasia Sedulur Papat Lima Pancer, Filsafat Kejawen untuk Menarik Rezeki Dunia!

"Kita usulkan agar Kolam Retensi Terboyo diperlebar dan perdalam," tegas Luthfi, menunjukkan urgensi penanganan yang lebih serius.

Kolam retensi ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk menampung debit air yang masif saat intensitas hujan tinggi, meminimalisir dampak banjir di dua wilayah tersebut.

Rapat penting ini dihadiri oleh jajaran petinggi dari berbagai instansi, termasuk Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU, Dwi Purwantoro, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, Wakil Bupati Demak Muhammad Badruddin, serta Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Goeroeh Tjiptanto.

Kehadiran mereka menunjukkan seriusnya komitmen pemerintah daerah dan pusat dalam mencari solusi penanganan banjir yang komprehensif.

Selain pengerukan kolam retensi, Luthfi juga menuntut normalisasi sejumlah sungai krusial di Kota Semarang yang berada di bawah kewenangan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

Baca Juga:Redam Gejolak Upah Minimum Jateng, Gubernur Luthfi Ajak Buruh dan Pengusaha Duduk Bareng

Sungai Babon, Sringin, dan Tenggang disebut-sebut sebagai prioritas utama yang harus diperlebar dan diperdalam. Normalisasi ini esensial agar kapasitas sungai mampu menampung volume air yang jauh lebih besar, mencegah luapan yang selama ini menjadi penyebab utama banjir.

"Genangan yang terjadi sejak 22 Oktober 2025 di kawasan Kaligawe, Genuk, dan Sayung, menjadi pengingat bahwa sistem pengendalian banjir di wilayah pantura masih perlu diperkuat," ujar Luthfi.

Foto udara sejumlah kendaraan melintasi sebagian banjir yang masih menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025). [ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU]
Foto udara sejumlah kendaraan melintasi sebagian banjir yang masih menggenangi jalur utama pantura Semarang-Surabaya di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025). [ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU]

Pernyataan ini menegaskan bahwa kerja sama erat antara pemerintah pusat dan daerah adalah kunci utama untuk tidak hanya mengendalikan, tetapi juga melakukan mitigasi banjir secara efektif di wilayah pesisir utara Jawa.

Menanggapi desakan Gubernur, Dirjen SDA KemenPU, Dwi Purwantoro, memastikan pemerintah pusat siap bertindak.

"Pompa akan kita datangkan dari Jakarta, Surabaya maupun dari Solo dalam minggu ini," kata Dwi, mengacu pada penambahan lima buah pompa dengan total kapasitas 2000 liter per detik. Komitmen ini disertai dengan dukungan penuh terhadap usulan pengerukan Kolam Retensi Terboyo dan normalisasi sungai untuk meningkatkan kapasitas tampung air.

Dwi Purwantoro juga menambahkan bahwa tim teknis dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng–DIY telah berkoordinasi di lapangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak