5 Fakta Panas di Balik Deklarasi Paku Buwono XIV di Tengah Duka Keraton Surakarta

Di pemakaman PB XIII, Gusti Purboyo mendeklarasikan diri sebagai PB XIV, klaimnya atas wasiat almarhum ayah. Keluarga kerajaan meminta semua pihak untuk tenang dan menunggu.

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 06 November 2025 | 08:05 WIB
5 Fakta Panas di Balik Deklarasi Paku Buwono XIV di Tengah Duka Keraton Surakarta
Putra mahkota KGPAA Hamangkunegara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram saat membacakan ikrar dihadapan jenazah PB XIII. [Suara.com/Ari Welianto]
Baca 10 detik
  • Deklarasi Gusti Purboyo sebagai Paku Buwono XIV di tengah pemakaman PB XIII mengejutkan publik.
  • Pihak keraton menyerukan ketenangan dan menunda bahasan suksesi hingga masa berkabung 40 hari usai.
  • Deklarasi ini menjadi babak baru Kasunanan Surakarta, simbol kesinambungan adat dan harapan baru.

SuaraJawaTengah.id - Prosesi pemakaman Paku Buwono XIII di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Rabu, 5 November 2025, bukan hanya menjadi momen duka, tetapi juga titik sejarah baru bagi kelangsungan tahta Kasunanan.

Di tengah upacara penghormatan terakhir, sang putra mahkota KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo secara mengejutkan mendeklarasikan diri sebagai Paku Buwono XIV.

Langkah ini sontak mengguncang publik dan mengundang beragam reaksi dari pihak internal keraton. Berikut lima fakta penting yang menggambarkan dinamika di balik deklarasi ini.

1. Deklarasi di Tengah Prosesi Pemakaman PB XIII

Baca Juga:5 Langkah Adat Penunjukan Pakubuwono XIV di Keraton Kasunanan Surakarta

Momen yang seharusnya menjadi perpisahan penuh khidmat bagi almarhum PB XIII berubah menjadi peristiwa monumental. Gusti Purboyo, sang putra mahkota, menyampaikan ikrar kesanggupannya meneruskan tahta sebagai Paku Buwono XIV menjelang pemberangkatan jenazah sang ayah ke Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.

Dalam pernyataannya, Puruboyo menyebut bahwa deklarasi ini bukan atas kehendak pribadi, melainkan atas titah langsung dari PB XIII sebelum wafat. Ikrar itu disampaikan dengan nada penuh haru, diiringi doa agar suksesi kepemimpinan berjalan lancar dan tetap dalam koridor adat keraton.

2. Response Pihak Keraton: Diminta Bersabar

Tak lama setelah kabar deklarasi beredar, pihak keluarga besar keraton melalui adik almarhum PB XIII, KGPH Adipati Benowo, memberikan tanggapan resmi. Ia mengonfirmasi bahwa telah mendengar informasi mengenai deklarasi tersebut, namun menegaskan bahwa langkah tersebut masih akan ditelusuri lebih lanjut.

Benowo meminta masyarakat dan para abdi dalem untuk tetap tenang serta tidak tergesa menilai situasi ini. Menurutnya, proses pergantian tahta membutuhkan waktu dan pertimbangan yang matang agar tidak menimbulkan perpecahan di dalam keraton.

Baca Juga:5 Fakta Menarik KGPAA Hamangkunegoro, Kandidat Terkuat Putra Mahkota Keraton Surakarta Naik Takhta

Ia juga mengisyaratkan adanya pesan khusus dari PB XIII yang menjadi dasar pengambilan keputusan sang putra mahkota. Namun, isi pesan tersebut belum diungkapkan secara detail kepada publik.

3. Pihak Keraton Ingin Kondusif Selama Masa Duka

Selain keluarga inti, Mahamenteri Keraton Kasunanan Surakarta, KGPAA Tedjowulan, turut menegaskan agar masyarakat tidak memperdebatkan suksesi raja setidaknya hingga masa 40 hari berkabung berakhir.

Menurut Tedjowulan, penghormatan terakhir kepada almarhum PB XIII harus tetap menjadi prioritas. Ia meminta seluruh pihak untuk menahan diri dari spekulasi politik internal dan lebih fokus menjaga kondusifitas.

Tedjowulan juga menyampaikan bahwa keraton akan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan proses suksesi berjalan sesuai dengan adat dan ketentuan hukum yang berlaku. Upaya ini dilakukan agar tradisi dan legitimasi kepemimpinan Kasunanan tetap terjaga di tengah dinamika modern.

4. Spekulasi Pesan Rahasia dari PB XIII

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini