Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan

Dosen Untag Semarang, Dwinanda Levi, ditemukan meninggal di hotel bersama AKBP B. Ada hubungan asmara, namun kematiannya janggal. Keluarga & mahasiswa tuntut transparansi.

Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 21 November 2025 | 07:48 WIB
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Lokasi meninggal dosen Hukum Pidana Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35), di sebuah kamar hotel di kawasan Gajahmungkur Jumat (21/11/2025). [Suara.com]
Baca 10 detik
  • Dosen Untag Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35), ditemukan meninggal dunia tanpa busana di kamar hotel pada Senin, 17 November 2025.
  • Kematian korban dianggap janggal meskipun terdapat riwayat penyakit, sehingga keluarga meminta autopsi menyeluruh oleh pihak berwenang.
  • Seorang perwira polisi berpangkat AKBP B terlibat dalam hubungan asmara dengan korban dan dikenai sanksi penempatan khusus 20 hari.

SuaraJawaTengah.id - Kematian dosen Hukum Pidana Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35), di sebuah kamar hotel di kawasan Gajahmungkur, mengejutkan banyak pihak, termasuk para alumni yang mengenal dekat sosok dosen tersebut.

Bagi Jansen Henry Kurniawan, kabar kematian dosen yang pernah membimbingnya menyusun skirpsi itu terasa menggetarkan.

Dia makin syok ketika mengetahui sang dosen ditemukan tanpa busana dan tergeletak di lantai kamar hotel bersama seorang perwira polisi berpangkat AKBP yang bertugas di Polda Jawa Tengah (Jateng), Senin (17/11/2025).

"Jujur saya sangat terkejut. Saya mendapat informasi bahwa kematiannya tidak wajar, itu sebabnya saya merasa perlu bersuara," ujar Jansen saat dihubungi SuaraJawaTengah, Jumat (21/11/2025).

Baca Juga:Kematian Janggal Dosen Untag: Pamen Polda Jateng Jadi Saksi Kunci, Kini Jalani Patsus

Levi sapaan akrab sang dosen, di mata Jansen dikenal sebagai sosok yang sangat membantu selama penyusunan tugas akhir. Karena itu, kematian yang penuh kejanggalan tersebut membuatnya geram.

Jansen mengenang saat proses bimbingan skripsi, Levi disebut pernah membanggakan dan memamerkan kedekatannya dengan seorang polisi berinisial AKBP B.

Namun saat itu, ia tidak menyinggung adanya hubungan khusus di antara mereka.

"Bu Levi tau saya suka demo (unjuk rasa), beliau pernah bilang 'Jansen kamu suka demo ya'. Kebetulan ibu punya teman (polisi)," tutur Jansen menirukan perkataan dosennya tersebut.

"Teman ibu itu menjabat sebagai Kasubdit Dalmas Polda Jateng. Bisa jadi kalian sering ketemu di lapangan karena beliau berurusan dengan tugas pengendalian massa," paparnya.

Baca Juga:Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Juga Beri Peringatan Rob di Pesisir Utara

DLL (35), dosen Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang yang ditemukan meninggal dunia di kos hotel (kostel), Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB. [Ist]
DLL (35), dosen Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang yang ditemukan meninggal dunia di kos hotel (kostel), Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB. [Ist]

Meski Polda Jateng yang akhirnya telah menyampaikan adanya hubungan asmara di antara keduanya, Jansen tetap memilih berhati-hati dan enggan ikut berspekulasi.

Mendekati usia kepala empat, Levi masih dikenal sebagai perempuan lajang. Selama dua tahun terakhir ia tinggal di sebuah kamar hotel, sementara kedekatannya dengan AKBP B justru memunculkan banyak tanda tanya besar.

Sebelum ditemukan meninggal, Levi dikabarkan tengah sakit dan secara rutin perobat di Rumah Sakit Telogorejo pada 15-16 November 2025. Pemeriksaan terakhir menunjukkan tekanan darahnya mencapai 190, sementara kadar gulanya menembus angka 600.

Polisi yang menangani jenazah Levi menyatakan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

Namun kondisi kematiannya dianggap janggal karena ia ditemukan tanpa busana di kamar hotel. Atas dasar itu, keluarga memutuskan untuk melakukan autopsi di RSUP dr. Kariadi.

"Kami menuntut agar kepolisian mengusut kasus ini secara tuntas. Lakukan proses hukum yang transparan dan objektif. Jangan melindungi oknum untuk menjaga marwah institusi," tegasnya Jansen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak