Banjir Melanda Aceh dan Sumatera, SPPG Beralih ke Menu Lokal untuk Tetap Bertahan

Banjir sebabkan kelangkaan pangan & BBM. SPPG ganti menu & bahan bakar. 19 SPPG di Bireun berhenti operasi. Bantuan tetap disalurkan.

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 03 Desember 2025 | 21:50 WIB
Banjir Melanda Aceh dan Sumatera, SPPG Beralih ke Menu Lokal untuk Tetap Bertahan
Kendaraan pengangkut MBG dari SPPG Aceh bersiap mengantar ke sekolah-sekolah. [Dok BGN]
Baca 10 detik
  • Bencana banjir di Aceh, Sumut, dan Sumbar memaksa pengelola SPPG mengganti menu bahan pangan dengan komoditas lokal.
  • Kekurangan pasokan gas, listrik, dan air bersih menyebabkan operasional 19 SPPG di Bireun terhenti per 3 Desember 2025.
  • Sebanyak 21 SPPG mengalihkan penyaluran bantuan paket makanan kepada masyarakat korban bencana di Kabupaten Bireun.

SuaraJawaTengah.id - Bencana banjir yang melanda Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat mendorong para pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk berkreasi.

“Kami sedang berupaya untuk mengganti menu dengan menu lokal karena bahan pangan untuk SPPG-SPPG ini mengalami kelangkaan,” kata Kepala Regional SPPG Badan Gizi Nasional (BGN) Aceh, Mustafa Kamal, Rabu pagi, 3 Desember 2025.

Menurut Mustafa Kamal, mereka sudah berkoordinasi untuk mengusulkan penggantian menu yang selama ini mereka olah, dengan umbi-umbian, kacang-kacangan, tahu tempe dan juga ikan yang dibudidayakan di kolam-kolam warga.

Sebab, bahan baku makanan lokal ini masih banyak di wilayah-wilayah Aceh.

Baca Juga:BGN ke SPPG Banyumas: SLHS Wajib Diurus, Terlambat Sebulan Siap Disanksi

“Bahan makanan lokal ini tersedia di wilayah Aceh Barat, Bireun, dan Pidie,” ujarnya

Kepala Regional SPPG BGN Aceh ini juga telah bertemu Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh untuk membahas pasokan gas. Sebab, untuk kelancaran pasokan gas, diperlukan waktu 1 sampai 2 bulan lagi.

Mereka kemudian berencana mengganti bahan bakar gas dengan briket batu bara.

“Kemarin kami sudah bertemu ESDM Aceh yang menawarkan briket batu bara,” kata Kamal.

Persoalan lain adalah kelangkaan air bersih dan pasokan listrik. Mereka sudah menghubungi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), namun pihak PDAM masih belum bisa memastikan kapan bisa memperbaiki instalasi air minum yang berantakan pasca banjir.

Baca Juga:Jatah Penerima Makan Bergizi Gratis Dipangkas, BGN Tegas Larang Pecat Relawan Dapur

Sampai saat ini, aliran listrik pun masih belum stabil. Sebab banyak instalasi dan jaringan listrik yang terendam banjir.

Akibat bencana banjir, 19 SPPG di Kabupaten Bireun, terpaksa berhenti beroperasi.

“Penyebab utama karena di wilayah Kabupaten Bireun telah terjadi kelangkaan bahan baku, gas, air bersih dan listrik,” demikian hasil temuan lapangan Tim Deputi Pemantauan dan Pengawasan (Tauwas) Badan Gizi Nasional, yang turun langsung ke Lokasi di bawah pimpinan Deputi Tauwas Letjen TNI (Purn.) Dadang Hendrayuda, pada Selasa, 2 Desember 2025.

Secara umum saat ini di Kabupaten Bireun, Nangroe Aceh Darussalam, terdapat 26 SPPG yang sudah beroperasi. Namun akibat bencana banjir, 2 SPPG terdampak langsung dan tidak bisa beroperasi sejak awal.

Adapun Kecamatan di Bireun yang terdampak langsung oleh bencana banjir adalah Kecamatan Jangka dan Kecamatan Peusangan.

Selama masa pemulihan pasca bencana, terdapat 21 SPPG yang kemudian mengalihkan penerima manfaat program MBG. Jika semula MBG diberikan kepada siswa-siswa sekolah, karena sekolah diliburkan, maka MBG kemudian diserahkan kepada masyarakat, terutama untuk membantu korban bencana di Kabupaten Bireun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini