SuaraJawaTengah.id - Retnoning Tri (54) warga Slembaran, Serengan yang meninggal karena tabrak lari di overpass Manahan, Solo, Jawa Tengah. Ia diketahui baru saja mengantar anak pertamanya, Harry Setiawan ke Terminal Tirtonadi.
Tetapi, saat hendak pulang ke rumahnya di Serengan, Retno justru mengalami nasib nahas di overpass Manahan.
Rudi Budiantoro (25) keponakan korban menuturkan, buliknya tersebut sudah terbiasa mengantarkan Hari ke terminal, karena ayah Harry yang bekerja sebagai sopir, lebih sering ke luar kota.
"Biasanya Hari itu pulang naik motor, tetapi kemarin naik bus. Dan bulik saya itu yang kemarin mengantarkannya kan Hari kerjanya di Kudus," kata Rudi saat ditemui Suara.com, Rabu (10/7/2019) malam.
Rudi mengatakan, tidak biasanya buliknya itu melewati jalur overpass Manahan. Karena, biasanya Retno lewat di Pasar Legi.
"Tidak tahu juga kenapa memilih lewat overpass, biasanya lewatnya di Pasar Legi. Mungkin juga mau lewat bawah tetapi tidak bisa lalu muter dari atas," katanya.
Nahasnya, saat melintasi overpass, dari arah berlawanan melaju mobil sedan berwarna putih. Karena jarak yang sangat dekat, akhirnya tabrakan pun tidak terhindarkan.
"Benturannya sepertinya cukup keras, karena terlihat helm yang dikenakan korban juga sempat terlepas. Saya melihat kaki kanannya patah, kalau luka yang lain saya tidak tega melihatnya," ucap Rudi.
Keluarga Ikhlas
Baca Juga: Tewaskan Pemotor, Tabrak Lari Overpass Manahan Viral di Medsos
Insiden kecelakaan akibat tabrak lari itu sempat terekam kamera CCTV hingga akhirnya viral di media sosial.
Keluarga korban meyakini, pelaku tabrak lari sebenarnya sudah mengetahui perbuatannya sudah viral. Maka dari itu, keluarga berharap kepada pelaku untuk mempunyai itikad baik agar datang ke rumah korban untuk meminta maaf.
Kakak kandung korban, Rahmani (55) mengatakan, kejadian tabrakan tersebut sudah berlalu hampir 10 hari. Dan pihak keluarga sudah berusaha mengikhlaskannya.
"Sebenarnya pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban, tapi tiba-tiba bisa muncul seperti ini (viral) kan keluarga jadi teringat lagi. Kami keluarga hanya ingin pelaku datang ke rumah," ujar Rahmani.
Menurut Rahmani, pihak keluarga juga tidak akan mendesak pihak kepolisian agar secepatnya mengungkap kasus tabrak lari ini. Melainkan, hanya ingin agar pelaku tabrak lari itu atau keluarga pelaku bisa bertemu keluarga korban.
"Kalau misalkan pelaku tertangkap dan kami dipanggil untuk kebutuhan pemeriksaan kami juga siap. Kami yakin kok sebenarnya pelaku juga sudah mengetahui kalau ini viral di medsos. Tapi mungkin belum tahu kalau korbannya meninggal," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif