Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 04 Februari 2020 | 21:50 WIB
Jasad Mafruf dikuburkan. [Suara.com/Khoirul]

SuaraJawaTengah.id - Berita hilangnya Mafruf Romadhon (13), Warga Desa Prigi RT 1/5 Kecamatan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara pada Jumat (31/1/2020) lalu sempat mencuri perhatian warga.

Menurut keterangan yang dihimpun Kontributor Suara.com dari warga, Mafruf sempat pergi dari rumahnya menuju kebun untuk mencari durian.

Namun sampai petang tiba, Mafruf tak kunjung pulang ke rumah. Keluarga mulai mencemaskan keadaannya. Akhirnya pihak keluarga dibantu warga, mencari keberadaan anak itu di tempat-tempat atau kebun yang diduga dilewati korban.

Selain itu, upaya pencarian Mafruf juga dilakukan di dunia maya dengan menyebarkan informasi melalui jejaring media sosial (medsos).

Baca Juga: Jasad Anak Ditemukan di Tumpukan Sampah, Diduga Korban Pembunuhan

Kapolsek Sigaluh AKP Priyo Jatmiko mengatakan, Mafruf sempat bertemu dengan BL (34), tetangga korban sebelum pergi ke kebun.

Ketika pencarian dilakukan pada Senin (3/1/2020) malam, warga mencium aroma busuk di sebuah kebun milik nenek BL. Bau itu mengarah pada timbunan sampah organik atau rerumputan di ladang itu. Penasaran dengan sumber bau tersebut, warga kemudian menyingkirkan sampah tersebut hingga menemukan sesosok mayat dalam posisi tengkurap.

Saat menemukan ada jasad tersebut, warga kemudian langsung memastikan, jika mayat yang masih mengenakan celana coklat itu adalah Mafruf.

"Dimungkinkan sudah meninggal beberapa hari sebelum ditemukan,"katanya

Karena ada kejanggalan terkait kematian Mafruf. Jasad korban diotopsi di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Dari hasil autopsi, ditemukan dua luka sayat di leher korban.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Akseyna Dibuka Lagi, Ayah: Semoga Ada Titik Terang

Korban diduga meninggal akibat cekikan di leher. Meski begitu, terkait pelaku yang membunuh dan motifnya, hingga saat ini masih diselidiki polisi.

Namun, polisi dari awal ternyata sudah mencurigai BL, pria yang terakhir bertemu dengan korban. Lokasi penemuan korban juga berada di kebun milik keluarga BL. Apalagi, pemuda tersebut memelihara lebah madu yang menjadi bagian dari usahanya di kebun tersebut.

Kecurigaan tersebut menguat karena terduga pelaku itu mendadak pergi ke luar kota, sehari setelah korban dinyatakan hilang, Sabtu (1/2/2020). Padahal di saat yang sama, warga sibuk mencari keberadaan korban yang notabene tetangga dekatnya. Rumah korban dan BL berhadapan, hanya terpisah jalan.

"Dia sempat pergi katanya ke luar kota setelah kejadian itu," katanya.

Namun polisi tidak perlu susah payah mengejar terduga pelaku. Di hari kedatangan jenazah dari RSUD Purwokerto, BL pulang ke rumahnya. Ia bahkan ikut terlihat di area rumah korban yang mulai diramaikan pelayat.

Saat itu pula, polisi segera mengamankan BL dan membawanya ke Polsek Sigaluh untuk menghindari hal-hal tak diinginkan karena kemarahan warga atau keluarga korban.

Meski sempat diinterogasi di Polsek Sigaluh, BL akhirnya dibawa ke Polres Banjarnegara untuk penanganan lebih lanjut. Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Agung Setyo Budi Utomo mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus ini.

Terduga pelaku, saat ini telah berada di Polres Banjarnegara. Pihaknya masih memeriksa terduga pelaku dan saksi-saksi untuk mengungkap kasus itu. Termasuk mengumpulkan alat bukti. Jika alat bukti cukup, kasus itu bisa dinaikkan ke penyidikan dengan penetapan tersangka.

"Terduga masih kita didalami,"katanya

Sementara itu, Kepala Desa Prigi Rehono ikut menyayangkan terjadinya kasus ini. Ia mengatakan, Mafruf lahir dari keluarga tidak mampu. Ia anak kelima dari delapan bersaudara. Korban dan terduga pelaku adalah tetangga dekat. Keduanya terpaut usia jauh.

Kontributor : Khoirul

Load More