SuaraJawaTengah.id - Jenazah lelaki berusia 38 tahun di Jebres Solo, Jawa Tengah, diperlakukan sesuai protokol pemakaman pasien virus corona Covid-19.
Sebelum wafat, lelaki asal Purwodiningratan, Jebres, Solo, itu sempat mengeluh batuk, pilek, dan demam sepulang dari Prancis. Pria tersebut bekerja pada sebuah Kapal di Italia.
Ibu almarhum ketika dimintakan keterangan aparat mengatakan, sang anak sempat dibawa ke rumah sakit di Brayat dan diperiksa. Sang ibu mengatakan anaknya tidak ada indikasi Covid-19.
"Belum pernah uji swab, pernah periksa panas pilek, belum periksa [swab] tapi sudah meninggal," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo kepada wartawan, Rabu (25/3/2020).
Namun, warga sekitar yang khawatir lantas melapor ke Petuga Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo. Dinkes lantas menerapkan protokol pemakaman pasien virus corona.
"Karena masyarakat menganggap pulang dari luar negeri, dari Prancis, sehingga dilakukan penjemputan untuk pemakamannya," kata Rudy lagi seperti diberitakan Solopos.com--jaringan Suara.com.
Rudy mengatakan, jenazah pria ini diperlakukan sama dengan jenazah yang meninggal karena virus corona Covid-19.
Sesuai protokol Kemenag dan Kemenkes, jenazah yang akan dikuburkan harus memenuhi aturan dengan lokasi penguburan harus berjarak 50 meter dari sumber air tanah yang digunakan untuk konsumsi.
Selain itu, jenazah dikuburkan dapat menjaga jarak sejauh 500 meter minimal dari pemukiman penduduk.
Baca Juga: Jenazah Positif Corona di Jakarta Dilarang Dibawa Keluar Daerah
Jenazah juga harus dikubur sekurangnya pada kedalaman 1,5 meter dan ditutup dengan tanah setinggi 1 meter.
Selain itu, keluarga dan kerabat tidak boleh berkontak dengan jenazah. Pemandian jenazah juga dilakukan oleh petugas yang telah ditunjuk dan dengan protokol tersendiri.
Lebih lanjut Rudy mengatakan, saat ini masyarakat Solo tengah tanggap pencegahan persebaran virus corona.
Dia mengungkap, ada seorang warga Sangkrah yang sepulang dari Taiwan langsung melakukan karantina mandiri dengan pengawasan Puskemas setempat.
"Pokoknya kalau dari luar negeri saya minta karantina mandiri dulu, sebelum ada petugas kesehatan datang ke sana, tidak boleh keluar rumah," tegas Rudy.
Tag
Berita Terkait
-
Menyusul Rekan Sekamarnya, Pasien Positif Corona di RSUD Moewardi Meninggal
-
PBNU: Orang yang Meninggal karena Virus Corona Covid-19 Mati Syahid
-
Aturan Makamkan Jenazah Corona: Larangan Peti Dibuka hingga Jasad Diawetkan
-
Tradisi Tolak Bala Virus Corona dengan Sarapan Sayur Lodeh, Apakah Ampuh?
-
Langka dan Mahal, RSUD Moewardi Inisiatif Produksi 'Baju Astronot' Sendiri
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif