palagi dengan uang sakunya yang hanya dijatah Rp 5 ribu per hari oleh bapaknya yang berprofesi sebagai pencari getah pinus di hutan.
"Saya punya gawai sendiri, tapi untuk membeli kuota itu tidak murah. Apalagi di sini memang sinyalnya sangat susah sekali. Ada sesekali, hilang-hilangan," kata Lia yang menyukai pelajaran bahasa inggris.
Kesabarannya dalam menempuh proses pendidikan tak diragukan lagi. Terbukti saat ujian kenaikan kelas yang juga dilakukan secara daring pada beberapa bulan lalu, ia harus naik bukit untuk mencari sinyal dengan lancar.
"Ya gimana lagi, di sini ada sinyal tapi sering banget hilangnya. Jadi semua siswa harus naik ke atas bukit biar lancar ujiannya," ungkap Lia yang bercita-cita menjadi Polisi Wanita.
Baca Juga: Kompaknya Bikin Ngakak, Ibu Diam-Diam Bantu Anak Beri Jawaban Saat PJJ
Senada dengan Lia, Reza Ramadani (12), siswa kelas 8 MTS setempat mengatakan jika ia juga harus mengalami hal yang sama.
Hanya saja perjuangan tak seberat kakak kelasnya. Rumahnya dengan sekolahan hanya berjarak sekitar 200 meter, tapi dengan kontur jalan yang menanjak.
"Saya betah sekolah di sini, karena gratis, terus tidak perlu pakai seragam. Daripada harus sekolah negeri jaraknya jauh, harus membawa uang saku, belum lagi harus ngojek," kata Reza yang menggunakan beras empat kilogram untuk mendaftar di sekolah ini.
Reza tak memiliki gawai sendiri. Namun saat proses pembelajaran di masa pandemi seperti saat ini, dia terpaksa harus meminjam gawai orangtuanya. Atau jika sedang dipakai, ia meminjam kepada relawan yang mengajar di MTS Pakis.
Persoalan gawai dan kuota pulsa tersebut, lazimnya menghantui kegiatan belajar mengajar di masa Pandemi Corona seperti saat ini. Beruntung, sekolah tempat mereka mendapat solusi yang mujarab untuk menyelesaikan masalah keterbatasan biaya dan bahkan koneksi jaringan internet.
Baca Juga: Sejumlah Warga Donasikan Ponsel Bekas untuk Bantu Siswa Belajar Daring
Asa dan harapan itu muncul seminggu yang lalu. Kala itu, gabungan komunitas yang terdiri dari Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) Kabupaten Banyumas, komunitas Pers dan Mitra Kerja serta jajaran pemerintahan tingkat kabupaten membuat metode yang menarik.
Berita Terkait
-
Menikmati Mendoan, Cita Rasa Banyumas yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Jazz Gunung Slamet 2024: Perkuat Pertumbuhan UMKM di Wanawisata Baturraden
-
Sekolah di Jakarta Pusat Terapkan PJJ Saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024
-
Edukasi Para Perangkat Desa, LKPP Gelar Sosialisasi PBJ di Desa di Lingkungan Banyumas
-
Konser Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud di Banyumas Ricuh, Diduga karena Provokasi Pendukung Paslon Lain?
Terpopuler
- Nyaris Adu Jotos di Acara TV, Beda Pendidikan Firdaus Oiwobo Vs Pitra Romadoni
- Indra Sjafri Gagal Total! PSSI: Dulu Pas Shin Tae-yong kan...
- Nikita Mirzani Tak Terima Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara: Masa Lebih Parah dari Suami Sandra Dewi
- Kini Jadi Terdakwa Kasus Pencemaran Nama Baik Hotman Paris, Iqlima Kim Dapat Ancaman
- Minta Maaf Beri Ulasan Buruk Bika Ambon Ci Mehong, Tasyi Athasyia: Harusnya Aku Gak Masukkan ke Kulkas
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Terbaru Februari 2025, Kamera Andalan!
-
Pandu Sjahrir Makin Santer jadi Bos Danantara, Muliaman D Hadad Disingkirkan?
-
Alat Berat Sudah Parkir, Smelter Nikel PT GNI yang Diresmikan Jokowi Terancam Tutup Pabrik
-
Sah! OJK Cabut Izin Usaha Jiwasraya, Tak Singgung Nasib Nasabah
-
Jokowi Sentil Megawati Usai Larang Kepala Daerah PDIP Ikut Retreat
Terkini
-
Kemendagri: Tak Ada Sanksi Hukum untuk Kepala Daerah yang Absen Retreat di Akmil
-
Kecelakaan Bongkar Penyelundupan 12 Kg Sabu di Tol Tegal, Begini Kronologinya
-
Wali kota Semarang Tunda Keberangkatan Retret, Pilih Urus Sampah
-
Profil Band Sukatani, Duo Punk Asal Purbalingga yang Viral Usai Minta Maaf ke Kapolri
-
BMKG: Waspadai Hujan Disertai Petir di Semarang Hari Ini