Sementara itu, Kepala Sekolah sekaligus pengasuh MTS Pakis, Isrodin menjelaskan sekolahnya tersebut mendapatkan bantuan tujuh HT dari Wakil Bupati Banyumas dan Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Kabupaten Banyumas.
"Alhamdulillah setelah satu minggu teman-teman ujicoba adaptasi pembelajaran dengan radio sekarang kita sudah memiliki pesawat atau HT bantuan dari teman-teman pers media atau orari yang menginisiasi kegiatan ini," kata Kang Is, sapaan akrabnya.
Menurutnya, siswa yang bersekolah di MTS Pakis jumlahnya tidak banyak. Total ada 20 pelajar dari kelas 7 sampai 9.
Sebelum adanya pandemi, guru (relawan) yang intens mengajar ada 10 orang. Kebanyakan mahasiswa dari beberapa universitas di Purwokerto. Para relawan tersebut hanya datang untuk mengajar lalu pulang.
Baca Juga: Kompaknya Bikin Ngakak, Ibu Diam-Diam Bantu Anak Beri Jawaban Saat PJJ
"Tapi setelah adanya pandemi, para pengajar ini hanya membimbing lewat gawai, sebelum ada bantuan HT ya. Nah kita kesulitan sinyal, kalau pakai gawai. Karena sering sekali hilang, tidak lancar. Beda dengan radio ini. Tapi kita masih numpang repeater dari Curug Cipendok sana," jelasnya.
Ia berharap, paling tidak nantinya satu anak memegang satu HT untuk mengikuti pelajaran dari rumah. Jadi tidak perlu ke sekolahan. Untuk mengantisipasi penyebaran virus covid-19.
"Paling nanti kita atur jadwal, Senin sampai Kamis belajar dari rumah masing-masing. Terus Jumat dan Sabtu belajar kelompok di sekolahan," jelasnya.
MTS Pakis sendiri sudah ada sejak tahun 2013. Ada dua ruangan belajar dengan bangunan leter L, berdiri di atas tanah dengan luas 700 meter persegi milik madrasah dan separuhnya wakaf dari warga.
Sekolah tersebut menerapkan pelajaran Agroforestry dengan tidak memungut biaya sepeserpun.
Baca Juga: Sejumlah Warga Donasikan Ponsel Bekas untuk Bantu Siswa Belajar Daring
"Diawal pembelajaran, pendaftarannya saja dengan alat pertanian atau hasil bumi. Kenapa itu dilakukan karena sekolah kita ini berbasis kearifan lokal. Jadi anak-anak belajarnya tidak lepas dari kebiasaan orangtua, bertani, berkebun, perikanan, atau bercocok tanam," ujarnya.
Berita Terkait
-
Viral Video ART Asal Banyumas Dianiaya di Jakarta, Polisi Cek CCTV dan Bakal Panggil Majikan
-
Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora Diciduk, Pelaku Ditemukan Jadi Gelandangan di Banyumas
-
Menikmati Mendoan, Cita Rasa Banyumas yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Jazz Gunung Slamet 2024: Perkuat Pertumbuhan UMKM di Wanawisata Baturraden
-
Sekolah di Jakarta Pusat Terapkan PJJ Saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Mengungkap Kerajaan Gaib di Pantai Glagah Wangi Demak
-
Bisa Bikin Merinding! Misteri Penampakan Kepala Menggelinding di Jalan Grojogan Blora
-
BRI Pattimura Tawarkan Layanan BRIguna kepada Pegawai BAPAS Semarang
-
Pemprov Jateng Siapkan Strategi Komprehensif Lindungi Pekerja Migran
-
Harapan Baru Pasien Kanker Darah, RSUP Kariadi Hadirkan Layanan Cangkok Sumsum Tulang