Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung
Jum'at, 28 Agustus 2020 | 15:21 WIB
Tangkap layar video saat kebun buah melon petani Urutsewu, Kebumen, Jawa Tengah diduga dirusak oleh kendaraan berat TNI pada (26/8/2020) [istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Ladang buah melon milik petani Urutsewu yang terletak di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah diduga dirusak oleh kendaraan berat TNI, Rabu (26/8/2020) sekitar pukul 11.00 WIB. Ladang pertanian itu dimiliki dua petani, yaitu Mursidin (55) dan Paryono (30).

Terkait aksi perusakan ladang pertanian buah melon warga tersebut, Bupati Kebumen Yazid Mahfudz memberikan angkat bicara. Yazid mengaku telah menghubungi Camat setempat untuk mencari tahu duduk perkara di balik kejadian tersebut.

Menurutnya area kebun pertanian yang dijadikan tempat latihan dan mobilitas truk TNI itu merupakan lahan milik negara. Warga, kata dia, hanya menggarap lahan tersebut untuk bercocok tanam.

"Itu tanah negara. Petani boleh menggarap," kata Yazid saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).

Baca Juga: Viral Video Ladang Buah Melon Petani di Urut Sewu Dirusak Kendaraan TNI

Petani penggarap lahan pun sudah diberitahu oleh aparat TNI bahwa akan ada latihan militer di area tersebut. Karena lahan itu berstatus tanah negara dan sudah ada pemberitahuan kepada para petani mengenai latihan itu, dengan demikian ia menganggap tidak ada masalah perihal kegiatan tersebut.

Petani yang diam melihat ladangnya rusak karena dilintasi truk dan kendaaan berat TNI tersebut dianggapnya tak ada masalah.

"Ketika mau lewat juga sudah ngomong sama petani. Itu tanahnya negara yang digunakan TNI," imbuhnya.

Warga Ketakutan

Kelompok masyarakat, yakni Urutsewu Bersatu (USB) dan Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) menyayangkan masuknya kendaraan TNI ke lahan petani tersebut.

Baca Juga: Ganjar Pranowo ternyata Koleksi Baju Adat Nusantara, Begini Kisahnya...

Ketua Urutsewu Bersatu Paryono mengatakan, peristiwa itu terjadi saat anggota TNI sedang latihan menembak dengan senjata jenis roket.
Kendaraan pengangkut roket memasuki areal tanaman Melon dan melindas tanaman yang baru berumur 30 hari dan mulai berbuah.

"Bahkan tenda peneduh juga didirikan di areal tersebut," katanya kepada Suara.com, Jumat (28/8).

Padahal, menurutnya, lahan pertanian tersebut merupakan milik petani yang tercatat di dalam C Desa. Sampai saat ini, kata dia, belum ada penyelesaian mengenai konflik tanah Urutsewu antar warga dengan TNI.
Akibat dari aktivitas latihan tersebut, tanaman Melon petani rusak. Mulsa plastik juga robek akibat tergilas roda kendaraan.

"Warga tidak berani menegur karena takut," ujarnya.

Sekretaris USB Widodo Sunu Nugroho menambahkan, masyarakat di Urutsewu sebenarnya merasa terganggu dengan seringnya aktivitas latihan tentara di wilayah mereka. Namun warga selama ini merelakan wilayahnya untuk latihan karena menyangkut kepentingan negara.

Saat ada aktivitas latihan, petani harus mengalah untuk tidak beraktivitas di lahan. Bahkan petani terpaksa menyiram tanamannya pada malam hari atau subuh untuk menghindari jadwal latihan tentara.

"Sebenarnya sangat tidak nyaman. Latihannya bisa berhari-hari. Kalau pas ada latihan, petani dan nelayan libur," ungkapnya.

Kontributor : Khoirul

Load More