Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 31 Agustus 2020 | 13:24 WIB
Bupati Banyumas Achmad Husein. (Antara)

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kabupaten Banyumas sedang merencanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dalam waktu dekat.

Namun, persoalan tersebut disambut kekhawatiran sejumlah orang tua siswa yang ada di kabupaten tersebut.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan untuk saat ini pihaknya tengah menyiapkan simulasi KBM tatap muka bagi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dia beralasan, saat ini angka Reproduksi Efektif (Rt) di Kabupaten Banyumas yang dinilai telah memenuhi syarat.

Baca Juga: DPRD Banyumas Nekat Buka, Padahal Tes Swab Anggota Dewan Belum Keluar

"Angka positif rate nya 2,44. Yang reproduksi rate/efektif nya itu yang 0,75 di tingkat garis atas, garis bawah 0,44," kata Husein saat ditemui, Senin (31/8/2020).

Dalam beberapa waktu terakhir dirinya menjanjikan akan membuka kembali KBM tatap muka jika angka Rt sudah di bawah 1.

Dengan kata lain untuk kondisi saat ini sudah memenuhi syarat jika diberlakukan kembali sekolah tatap muka.

Namun keputusan juga tetap mempertimbangkan pendapat orangtua murid. Di sini, ia meminta orangtua murid turut berperan aktif. Karena ada yang sudah ingin anaknya sekolah tatap muka, namun ada juga yang ketakutan.

"Syaratnya harus ada ijin orangtua murid. Sama jatah satu kelasnya, maksimal orang sepuluh. Terus ada tempat untuk cuci tangan di tiap kelasnya," jelasnya.

Baca Juga: Bosan Belajar Sekolah Daring, Anak-anak Desa di Banyumas Buat Wayang Klaras

Per hari ini juga, pihaknya sudah mulai membuka pendaftaran bagi sekolah yang ingin mengajukan tatap muka. Pengajuan tersebut dilakukan langsung ke Tim Gugus Tugas Covid-19, bukan ke Dinas Pendidikan.

"Besok mungkin saya bersama tim sudah mulai akan melihat simulasinya. Saya minta ada sepuluh murid SD dan SMP yang sudah siap. Dia harus mempraktrikkan berangkat dari rumah bagaimana, berjalan bagaimana, sampai di sekolah bagaimana dari awal sampai akhir, nanti dibikin videonya," ujarnya.

Kemungkinan paling cepat menurut Husein tergantung kesiapan pihak sekolah. Jika pada simulasi besok, Selasa (1/9/2020) dirasa sudah memenuhi syarat dirinya membolehkan lusa sekolah mengadakan kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Sebetulnya, besok saja kalau ada yang kita cek siap, besoknya sudah bisa buka. Semua harus ada ijin bupati. Lalu nanti saya limpahkan ke Kepada Dinas Pendidikan. Jika nanti ada orangtua yang tidak mengijinkan ya di rumah saja, resikonya, ga apa-apa. Belajarnya lewat daring," terangnya.

Sementara itu, orangtua murid SD N 2 Sumampir, Heri Susanto (39) yang baru mendengar rencana bupati tersebut merasa was-was jika akan diadakan sekolah tatap muka dalam waktu dekat.

"Terus terang saya was-was jika harus sekolah tatap muka. Karena saat ini banyak bermunculan OTG. Takutnya nanti anak-anak jadi terpapar. Tapi ya setuju saja sih," jelasnya.

Namun di lain sisi, dia merasa bahwa kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak efektif, karena saat mengerjakan soal dari gurunya, konsentrasi anak terganggu.

"Anak itu tidak fokus jika lewat daring. Karena di rumah susah konsentrasi. Kepenginnya main terus," pungkasnya.

Rencana pembukaan sekolah tatap muka saat ini oleh Husein, lebih melunak dibanding pada minggu lalu saat berada di sebuah sekolah di Kabupaten Banyumas.

Sebelumnya, Husein dengan nada meninggi menyatakan, tidak mau disalahkan jika nantinya ada penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.

Ia meyakini bahwa sekolah belum mampu menerapkan jaga jarak. Entah dari guru, maupun siswa.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More