SuaraJawaTengah.id - Baron von Drais mungkin tak pernah membayangkan jika desain “mesin yang bisa berlari” buatannya kini ramai lalu lalang di jalanan. Teknologi dan desain sepeda dikembangkan untuk beragam kebutuhan: olah raga, hobby, bahkan gengsi.
Sepeda berevolusi tak hanya menjadi sekadar alat transportasi. Beberapa sepeda diproduksi dalam jumlah terbatas untuk tujuan koleksi.
Sepeda jenis road bike, Butterfly Madone, terjual dalam sesi lelang yang diadakan Lance Amstrong Foundation seharga 500.000 dolar AS.
Pada penggalangan dana yang digagas yayasan amal milik juara Tour de France 7 kali itu, juga terjual sepeda termahal kedua, Yoshimoto Nara seharga 200.000 dolar AS.
Baca Juga: Sepeda Anak Dicuri, Fotonya Malah Buat Warganet Iba pada si Maling
Mirip kontroversi Lance yang terendus menggunakan doping setelah meraih gelar Tour de France-nya yang ke-7, sejarah awal desain sepeda juga simpang siur.
Sekitar 327 tahun sebelum Baron von Drais menciptakan Velocipede (tahun 1817), seniman Leonardo Da Vinci konon telah membuat sketsa desain sepeda. Tapi seniman Italia ini tidak mampu mewujudkan kendaraan imajinernya itu secara fisik.
Desain Velocipede Baron von Drais kemudian diperbaiki Pierre dan Ernest Michaux, duo mekanik asal Prancis pada tahun 1863. Pierre dan Ernest menambahkan pedal yang langsung dihubungkan pada sumbu roda depan.
Dari bengkel milik keluarga, keduanya kemudian mengembangkan desain sepeda bermesin uap yang diyakini sebagai cikal kendaraan roda dua modern.
“Jadi bisa dibilang, Pierre dan Ernest Michaux ini penemu cikal bakal sepeda modern. Kemudian dikembangkan sebagai kendaraan bermotor di darat pertama,” kata Bagus Priyana, Ketua Velocipede Old Classic (VOC) Magelang, Minggu (18/10/2020).
Baca Juga: Tertipu Saat Test Drive, Sepeda Motor Andi Digondol Calon Pembeli
Bertepatan dengan ulang tahun VOC Magelang ke-17, Bagus memamerkan hasil mereproduksi Velocipede buatan Pierre dan Ernest Michaux. Butuh waktu 4 bulan untuk membangun sepeda yang seluruh bahannya dari besi dan kayu bekas.
Bagus belum pernah melihat wujud Velocipede secara langsung. Spesifikasi sepeda, terutama ukuran roda dicarinya di internet.
“Ini sepeda impian saya sejak 17 tahun lalu. Jenis sepeda Velocipede ini yang menginspirasi saya memberi nama komunitas sepeda VOC (Velocipede Old Classic).”
Demi mewujudkan mimpi dan mendapatkan hasil terbaik, Bagus dibantu 10 mitra kerja dari mulai tukang las, bubut kayu, bubut besi, dan pembuat dokar. Teknik merekatkan besi pada rangka roda yang terbuat dari kayu, persis proses pembuatan roda dokar.
Plat besi yang sudah dibentuk roda, dipanaskan hingga memuai. Plat kemudian diposisikan di luar rangka roda dan dimasukan dalam air hingga menyusut cepat. Teknik ini membuat plat besi ketat merekat pada roda.
Sepeda ini tanpa mekanisme peredam kejut seperti yang yang kita temui pada per sepeda umumnya saat ini. Sebagai gantinya, rangka sepeda tempat sadel dibuat dari plat besi yang elastis.
“Rangka tempat meletakan sadel ini saya ambil dari plat per mobil GAZ buatan Uni Soviet tahun 1960an. Panjang per 106 centimeter, sedangkan tinggi sadel dari tanah sekitar 107 centimeter,” ujar Bagus.
Selain tanpa peredam kejut, sepeda ini aslinya tidak menggunakan mekanisme bearing pada sumbu roda dan headset setang. Teknologi bearing baru ditemukan tahun 1870an, sekitar 7 tahun setelah sepeda ini dibuat.
“Jadi bisa dikatakan ini 95 persen mirip dengan aslinya. Yang tidak mirip hanya saya menggunakan bearing di sumbu roda. Karena aslinya di tahun 1863 itu belum ada bearing atau gotri.”
Hasilnya, Bagus mengaku kesulitan mengendalikan sepeda ini. Sesuai julukannya “Boneshaker”, upaya membelokan sepeda ini setara dengan olah raga mengangkat beban 30 kilogram.
Sepeda klangenan Bagus Priyana ini diberi nama “Golden Dragon”. Nama dan gambar karakter sang naga dicetaknya di sadle berbahan kulit dengan tinta warna emas.
Bagus menduga, sepeda Velocipede hasil reproduksinya satu-satunya di Indonesia. Sekitar tahun 1880 ada arsip yang menyebutkan sepeda Velocipede pernah dikirim dari Prancis ke Hindia Belanda.
“Ada iklan, arsip, dan sebagainya. Tapi hingga hari ini secara fisik belum ditemukan. Jadi bisa jadi ini sepeda reproduksi satu-satunya di Indonesia,” kata Bagus.
Velocipede buatan Bagus sudah menjalani test dikendarai sejauh 13 kilometer dan akan digenapi menjadi 17 kilometer sesuai usia komunitas pecinta sepeda tua Magelang, Velocipede Old Classic.
Selama masa “pendekatan” itu, sang naga sukses membuat si empunya 2 kali jatuh dan 2 kali salto. “Sampai sekarang saya belum berani mengendarai di jalan turunan. Sistem remnya, plat besi bergesekan dengan roda besi. Belum teruji keamanannya.”
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Prediksi Cak Imin: RK-Suswono dan Luthfi-Taj Yasin Kuasai Pilkada Jakarta-Jateng
-
Kuliti Pengaruh Jokowi, Cak Imin soal Nasib RK dan Ahmad Luthfi di Pilkada: Insyaallah Menang
-
Ternyata Ini yang Bikin Elektabilitas Ahmad Luthfi Unggul dari Andika Perkasa dalam Pilgub Jateng 2024
-
Elektabilitas Ahmad Luthfi Lebih Unggul dari Andika Perkasa di Pilkada Jawa Tengah 2024, Apa Iya?
-
Empat Hari Jelang Pencoblosan Pilkada Jateng, Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Atas 50 Persen
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?