Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 19 Oktober 2020 | 19:50 WIB
Bupati Banyumas memasangkan masker yang benar pada warga lanjut usia (lansia) usai pencanangan program Desa Jaga Komorbid di Desa Danaraja, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Senin (19/10/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah)

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kabupaten Banyumas saat ini tengah fokus untuk melindungi para warga yang berusia lanjut (lansia) serta masyarakat biasa yang memiliki riwayat penyakit berat (komorbid) agar tidak tertular Covid-19.

Berdasarkan data yang dipaparkan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, angka kematian yang timbul akibat Covid-19 sebanyak 90 persen karena memiliki Komorbid.

Bupati Banyumas Achmad Husein menjelaskan saat ini sudah ada 19 warga Kabupaten Banyumas meninggal karena terpapar Covid-19.

"Yang terakhir belum lama ini, ada kematian ibu hamil, yang ternyata positif Covid-19. Dia memiliki riwayat penyakit TBC. Namun anaknya selamat karena menjalani operasi cesar sebelum dirinya meninggal," katanya seusai pencanangan Desa Jaga Komorbid (Jabid) di balai Desa Danareja, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Senin (19/10/2020).

Baca Juga: Waduh! Nangkep Maling di Klaten, Dua Warga Ini Malah Ditahan

Bupati Banyumas mengoleskan minyak kayu putih pada masker yang dikenakan kepada komorbid saat pencanangan program Desa Jaga Komorbid di Desa Danaraja, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Senin (19/10/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah)

Pemkab Banyumas telah membuat aplikasi khusus untuk mendata para komorbid. Dinamakan Jiwong Jiga atau Siji Wong Siji Jaga (Satu orang satu jaga). Program tersebut merupakan penerapan langsung program Provinsi Jawa Tengah, Jogo Tonggo.

"Ini kan sudah ada di sini (aplikasi gawai), memang akan saya pimpin sendiri. Jadi saya akan pantau, tadi disini kan katanya ada 60 (komorbid), akan saya cek siapa saja. Dan sudah diapain, nanti akan saya kontak terus. Saya akan bikin tim kecil yang bisa menginput dan menganalisia data-data itu," jelasnya.

Program tersebut menurutnya sambil menunggu vaksin yang diperkirakan baru bisa diedarkan pada Bulan Maret tahun 2021. Selain itu dirinya juga menyarankan agar para komorbid menggunakan minyak kayu putih untuk mencegah penularan Covid-19.

"Memang belum ada penelitiannya. Tapi kemarin sudah saya ujicobakan ke santri yang positif. Tidak lama setelah pakai minyak kayu putih, hasilnya alhamdulillah negatif," jelasnya.

Husein memiliki kiat sendiri dalam penggunaan minyak kayu putih sebagai penangkal atau mempercepat penyembuhan. Ia menggunakan tempat minum broiler untuk mencampurkan minyak kayu putih dan air biasa.

Baca Juga: Waduh! Klaster Baru di Solo, 16 Pegawai Kantor Finance Terpapar Covid-19

"Minyak kayu putih saya masukkan di broiler itu ya, airnya kira-kira setengah liter lalu minyak kayu putihnya tiga sendok. Terus di didihkan. Keluar uap kan, nah itu dihirup sampai kerasa nyegrak. Pakai pengatur arus juga. Kalau terlalu keras bisa dikecilkan," terangnya.

Selain menggunakan alat minum broiler, dirinya juga membiasakan diri mengoleskan minyak kayu putih pada masker yang dikenakan. Ini juga yang disarankan olehnya kepada masyarakat untuk mengantisipasi penularan Covid-19.

"Riset akademisnya itu belum ada, tapi karena kandungan minyak kayu putih itu eucalyptus, saya baca-baca dari ITS sama IPB. Saya meyakini bisa mempercepat penyembuhan dan menangkal virus Covid-19," ujarnya.

Bupati Banyumas mengoleskan minyak kayu putih pada masker yang dikenakan kepada komorbid saat pencanangan program Desa Jaga Komorbid di Desa Danaraja, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Senin (19/10/2020). (Suara.com/Anang Firmansyah)

Dalam pencanangan Desa Jaga Komorbid, Husein juga membagikan minyak kayu putih ukuran botol besar, hand sanitizer dan masker kain. Ia langsung mempraktekkan mengoleskan minyak kayu putih pada masker yang dikenakan kepada komorbid tersebut.

"Covid-19 sifatnya kaya algojo kalau menulari lansia. Bisa memotong umur yang harusnya masih bisa hidup 1 atau 2 tahun lagi. Komorbid itu tidak selalu lansia, di bawah usia 55 tahun juga ada yang sudah memiliki penyakit berat," ungkapnya.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretaris Daerah (Sekda) Banyumas, Didi Rudwianto menjelaskan warga lanjut usia beresiko besar jika tertular Covid-19 karena sebagian besar memiliki komorbid.

"Berdasarkan data yang ada di aplikasi Jiwong Jiga, Banyumas memiliki 77.905 jiwa lansia. Namun yang beresiko
rendah ada 68.450, resiko sedang 9.183, dan tinggi ada 272 jiwa," ungkapnya.

Orang-orang beresiko sedang dan beratlah yang akan menjadi prioritas ketika vaksin sudah mulai diedarkan. Khusus untuk kelompok rentan, ada yang perlu mendapat perhatian serius.

"Kelompok Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Klinis) ada 11.650 sedangkan Bumil Resti (Ibu Hamil Resiko Tinggi) sebanyak 5.000," paparnya.

Lebih lanjut Didi mengatakan pemantauannya akan dilakukan oleh jajaran Dinas Kesehatan, sedangkan kelompok rentan lansia tanpa komorbid sebanyak kurang lebih ada 63.000 pemantauannya akan ditugaskan kepada OPD, kecamatan dan pemerintah desa.

Sementara itu, Kepala Desa Danaraja, Kuwadi mengatakan sampai saat ini wilayah desa nya belum ditemukan satupun kasus warga terpapar Covid-19. Hal ini juga tidak lepas dari upaya kerja kerasnya yang selalu turun ke bawah melakukan serta memastikan warga selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Sempat ada kemarin ada yang di test karena pulang dari ponpes di Purwokerto. Warga mengarahkan untuk langsung ke Rumah Sakit karena rapidnya reaktif. Tapi setelah di swab ternyata negatif," katanya.

Untuk wilayah Desa Danaraja, menurutnya setiap ada warga yang akan pulang dari luar kota, selalu diperketat. Hal ini untuk kebaikan bersama.

"Orang mau mudik belum apa-apa sudah ramai. Jadi istilahnya jogo tonggo lah. Saling memberitahu dan mengingatkan. Setiap yang pulang harus lapor ke balai desa dulu," jelasnya.

Wilayahnya yang hanya ada 2 RW dan 6 RT juga mempermudah Kuwadi memeriksa warganya. Total warga yang bermukim di desa setempat hanya 1114. Sedangkan lansianya ada 247. Namun yang berkomorbid hanya 60 orang.

"Sebagian besar itu memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Karena saya sering langsung turun ke bawah bersama pak babinsa dan bhabinkamtibmas, jadi saya paham betul kondisi warga saya," ujarnya.

Salah satu warga yang memiliki komorbid sekaligus penerima bantuan, Edhi Ahmadi (67), mengaku dirinya memiliki riwayat penyakit mag, flu berat (alergi) lalu asam urat.

"Saya sudah menderita penyakit ini selama 7 tahun. Alhamdulillah ada program seperti ini jadi saya merasa aman," akunya.

Ia yang hidup bersama seorang anak dan istrinya selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini mengingat dirinya sangat rentan terpapar Covid-19.

"Apalagi saya sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Puskesmas Banyumas. Otomatis sering cuci tangan dan mandi setelah pulang ke rumah," ujarnya.

Di Kabupaten Banyumas sendiri hingga saat ini terdapat total kasus 704 terkonfirmasi positif. 163 diantaranya dirawat di rumah sakit, 58 isolasi mandiri dan sembuh sebanyak 464 warga. Sedangkan angka kematian sebesar 3 persen atau 19 orang.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More