Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 27 Oktober 2020 | 07:49 WIB
Candi Borobudur. (Dok Suara.com)

SuaraJawaTengah.id - Masyarakat Advokasi Warisan Budaya meminta pengelola Candi Borobudur mengonfirmasi kabar jatuhnya drone di bangunan candi. Insiden dapat saja menyebabkan rusaknya bangunan Borobudur yang merupakan warisan budaya dunia.

Menurut pemerhati dan praktisi kebijakan heritage (warisan budaya), Masyarakat Advokasi Warisan Budaya, Johannes Marbun, jika kabar ini benar pengelola Borobudur harus menjelaskan kronologi kejadiannya.

“Benar ada drone (terbang) di atas Borobudur. Tapi belum terkonformasi tanggalnya kapan. Konfirmasi ada yang melihat drone itu benar. Cuma melihat saja, belum terkonfirmasi,” kata Johannes Marbun, saat dihubungi lewat telepon, Senin (26/10/2020) malam.

Marbun mengaku masih terus mengumpulkan informasi terkait kabar jatuhnya drone menimpa Candi Borobudur. Dia mengaku belum mengetahui jenis dan berat drone yang dikabarkan jatuh itu.

Baca Juga: Relief Borobudur, Katalog Flora dan Fauna Jawa Kuno Terlengkap

Dia meminta pengelola Borobudur terbuka memberikan laporan. Apalagi jika jatuhnya drone kemungkinan merusak sebagian bangunan candi.

“Itu bagian dari tanggung jawab yang harus mereka informasikan kepada publik. Ini (juga) menjadi catatan bagi publik agar lebih aware saat beraktivitas di Borobudur. Tidak hanya dari sisi pengelola, tapi juga dari pemanfaat Borobudur.”

Marbun mengatakan, Borobudur sebagai bangunan warisan dunia harus dijaga kelestariannya. Menjaga kelestarian Borobudur tidak hanya menjadi perhatian Indonesia, tapi masyarakat internasional.

Prinsip pelestarian, kata Marbun termasuk aspek melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan bangunan cagar budaya. Dibutuhkan perhatian yang detail dan spesifik dalam upaya pelestarian tersebut.

“Ini kaitannya dengan usianya (Borobudur) yang tua. Bagaimana memastikan kondisinya tetap baik. Keamananya juga harus tetap terjamin,” kata Marbun.

Baca Juga: Penambang Pasir Merapi Temukan Candi Baru

Dia mencontohkan saat konser musik digelar di sekitar candi, penyelenggara acara harus memastikan intensitas frekuensi suara tidak akan merusak struktur bangunan.

“Ketika ada konser musik di sekitar Borobudur atau tidak hanya Borobudur, termasuk Candi Perambanan dan yang lainnya, kekerasan suara itu diukur. Jadi (diukur) desible suaranya dan bagaimana pengaruhnya terhadap bangunan candi.”

Perlu diketahui, sebuah drone dikabarkan jatuh di atas Candi Borobudur dalam suatu kegiatan beberapa hari lalu. Drone jatuh menghempas lantai namun diinformasikan tidak menyebabkan kerusakan pada candi.

Aturan menerbangkan drone di kompleks Candi Borobudur sesungguhnya terbilang ketat. Selain harus mendapat izin khusus, drone wajib diterbangkan oleh pilot bersertifikat Federasi Aerosport Indonesia (FASI).

Selain itu pilot dilarang menerbangkan drone melintas di atas Candi Borobudur. Besar kemungkinan insiden jatuhnya drone kali ini akibat kelalaian individu.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More