Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 07 Januari 2021 | 12:10 WIB
Ilustrasi polusi Udara yang keluar dari pabrik. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Limbah udara PT Rayon Utama Makmur atau RUM, Kecamatan Nguter, Sukoharjo dipermasalahkan masyarakat. Limbah dari industri tersebut menimbulkaan bau yang sangat mengganggu.

Dilansir dari Hops.id media jaringan Suara.com, warganet gemes dengan efek limbah sebuah perusahaan di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Saking gemesnya, sampai-sampai warganet menyindir Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo atas keluhan dan derita rakyat Sukoharjo yang tinggal di sekitar perusahaan yang menghasilkan polusi.

Menurut mereka, akibat limbah dari PT Rayon Utama Makmur, warga sekitar pabrik merasa mual dan pusing. Akibat hal ini pemerintah desa setempat melayangkan surat protes kepada perusahaan.

Baca Juga: Abu Bakar Baasyir Pulang Lewat Jalur Darat, Keluarga Ungkap Pengawalannya

Lantaran gemes dengan penindakan dari pemerintah, seorang warganet mencuit dan menyindir Ganjar.

Seorang warganet menyindir Gubernur Ganjar untuk peduli dengan nasib warga tang terdampak polusi limbah PT RUM tersebut.

“Jenengan budheg mboten Den @ganjarpranowo? (Anda tuli nggak @ganjarpranowo?” tulis seorang warganet dengan akun twitter @dmaryant dikutip Kamis (7/1/2021).

Cuitan warga memprotes limbah PT RUM (Twitter/@dmaryant)

Bukan cuma mencolek Ganjar, akun ini pun meminta perhatian dari Presiden Jokowi, dalam bentuk mention di cuitan Twitter, untuk menindak PT RUM yang menyusahkan warga sekitar.

PT RUM sendiri merupakan merupakan bagian dari grup PT Sritex

Baca Juga: Ratusan Pengrajin Tahu Tempe Demo Besar, Serbu Gedung DPRD

Selang beberapa jam kemudian akun ini terus menagih tindakan tegas dari Ganjar.

“Sugeng enjing Den @ganjarpranowo saget sare mboten? (Selamat pagi pak @ganjarpranowo) bisa tidur nggak? Rakyat keracunan dan gak bisa tidur kalau anda bisa tidur nyenyak sungguh mata hatimu sudah buta!” tulis akun tersebut.

Cuitan warga memprotes limbah PT RUM (Twitter/@dmaryant)

Kirim surat ke PT RUM

Sebelumnya pemerintah Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, melayangkan surat sebagai bentuk protes. Surat itu berisi permintaan agar PT RUM segera membenahi pengelolaan limbah udara lantaran bau busuknya mengganggu kenyamanan masyarakat.

Limbah udara tak hanya tercium warga wilayah Nguter tapi juga daerah lain Bendosari, Sukoharjo, dan Polokarto.

Biasanya, bau busuk itu tercium saat sore hari atau malam hari. Warga sampai mengalami pusing dan mual setelah mencium bau busuk selama puluhan menit.

Mereka terbangun dari tidur gara-gara mencium bau busuk limbah PT RUM Sukoharjo yang menyengat hidung. Bau busuk itu merebak selama puluhan menit.

“Bau busuk itu sangat mengganggu kenyamanan masyarakat. Saya tak bisa khusyuk saat menunaikan Salat Tahajud pada dini hari. Belum lagi istri dan anak-anak yang mengeluhkan bau busuk saat malam hari,” kata Kepala Desa Mulur, Sugeng Riyadi, dilansir Solopos.com media jaringan Suara.com, Rabu (6/1/2021).

Sugeng juga menerima keluhan serupa dari masyarakat setempat selama beberapa hari terakhir. Mereka tak bisa tidur nyenyak gara-gara mencium bau busuk saat malam hari. Bau busuk itu kadang juga muncul pada pagi hari saat masyarakat beraktivitas.

Karena itu, Sugeng mengirim surat resmi beberapa hari lalu. Ia meminta manajemen PT RUM Sukoharjo yang memproduksi serat rayon itu membenahi pengolahan limbah udara agar tak menimbulkan bau tak sedap.

“Saya beri waktu selama sepekan agar manajemen perusahaan itu menindaklanjuti permintaan kami. Jika mereka tak menggubris, saya bakal kembali melayangkan surat resmi hingga tiga kali. Jika tetap muncul bau busuk, saya bakal menemui langsung manajemen perusahaan,” ujarnya.

Mengurangi Produksi

Selain Desa Mulur, warga sebagian wilayah Bendosari juga kerap mencium bau busuk hampir setiap hari. Misalnya, warga Desa Manisharjo yang berjarak puluhan kilometer dari lokasi pabrik. Limbah udara itu kerap terbawa angin dan tercium warga wilayah tersebut.

Masyarakat meminta agar manajemen PT RUM mengurangi jumlah produksi untuk meminimalkan bau busuk. “Pada 2019, Pemkab Sukoharjo mengirim surat ke manajemen PT RUM agar mengurangi jumlah produksi. Kami tak meminta menutup pabrik dan mendukung investasi yang bisa menyerap tenaga kerja. Permintaan msyarakat cukup sederhana yakni bau busuk hilang selamanya,” kata seorang warga Desa Manisharjo, Sarti.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agustinus Setyono, mengatakan telah melakukan pengawasan lingkungan hidup terhadap limbah udara dari PT RUM. Petugas bakal mengecek ke lapangan untuk memastikan apakah masih muncul bau busuk atau tidak dari limbah PT RUM Sukoharjo.

Sebelumnya, General Manager (GM) HRD PT RUM, Hario Ngadiyo, mengatakan manajemen berupaya keras untuk membenahi pengelolaan limbah udara dan melakukan tata kelola lingkungan hidup.

Manajemen perusahaan telah memasang beberapa instalasi pengolahan limbah seperti NaHS creps machines dan heat exchanger atau mesin pendingin.

Load More