Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 26 Januari 2021 | 11:55 WIB
CEO PSIS Semarang yang juga anggota Komisi X DPR Republik Indonesia A.S. Sukawijaya yang akrab disapa Yoyok Sukawi. (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

SuaraJawaTengah.id - Kasus rasisme terus terjadi di Indonesia. CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi ikut menanggapi kasus tersebut. 

Menurut Anggota DPR RI asal Fraksi Partai Demokrat tindakan rasis di dalam kehidupan bermasyarakat harus jauh ditinggalkan. Pasalnya rasisme merupakan sarang dari perpecahan. Ia lantas mencontohkan dengan kasus yang ada di sepak bola.

“Kasus rasisme itu sudah seharusnya ditinggalkan. Pemicu perpecahan. Dimana pun, tidak hanya di Indonesia,” tutur Yoyok Sukawi, Selasa (26/1/2021).

Ia mencontohkan di sepak bola, tindakan rasis selalu ada. Namun, hal itu terus dikampanyekan untuk melawan tindakan rasis. 

Baca Juga: PPKM Jilid 1 di Jateng, Ganjar Klaim Keterpakaian Rumah Sakit Turun

“Contoh Sepak Bola yang paling mudah. Di sepak bola itu tindakan rasis sudah lama dikampanyekan untuk hilang. Bahkan kalau ada tindakan rasis di dalam lapangan, pertandingan langsung dihentikan dan yang mengucapkan rasis langsung mendapatkan sanksi berat,” jelasnya.

Politikus Partai Demokrat ini lantas berharap kepada masyarakat Indonesia untuk tidak berpolemik yang ujung-ujungnya berakhir dengan tindakan rasis.

Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, persatuan dan kesatuan bangsa yang menurut anggota Komisi X DPR RI ini harus dijunjung tinggi.

“Di situasi pandemi saat ini sudah tidak seharusnya diskusi atau berpolemik yang ujung-ujungnya rasis. Boleh ada perbedaan atau pendapat, namun ya diselesaikan dengan tindakan yang adem juga,” ujarnya.

“Kembali lagi seperti sepak bola, di Indonesia itu kalau ada suporter bola yang rasis pasti timnya yang bingung karena bisa-bisa mendapat sanksi berat dari PSSI. Jadi jangan lah ucapan atau tindakan rasis itu muncul,” pungkas Yoyok Sukawi.

Baca Juga: Disuntik Vaksin, Bupati Rembang Abdul Hafidz: Lebih Sakit Ditampar Istri

Penyebabnya karena mantan komisioner Komnas HAM asal Papua, Natalius Pigai mengunggah di akun twitter pribadinya bahwa ia menerima tindakan rasis dari Ambroncius Nababan. Di dalam foto yang diunggah Ambroncius Nababan, Natalius Pigai disandingkan dengan gorilla.

"Edodoeee pace. Vaksin ko bukan sinovac pace tapi ko pu sodara bilang vaksin rabies," tulis akun Ambroncius Nababan dalam foto yang diunggah akun Twitter @NataliusPigai2, Minggu (24/1/2021).

Load More