Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 14 Februari 2021 | 14:24 WIB
Teguh Priyambodo saat berada di galeri lampu hias hasil kreasinya. [Suara.com/Fadil AM]

SuaraJawaTengah.id - Banyak cara dilakukan agar bisa bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Satu diantaranya menyulap limbah botol plastik menjadi kerajinan bernilai ekonomi tinggi.

Seperti yang dilakukan warga Kabupaten Jepara bernama Teguh Priyambodo (40). Dari tangannya terciptalah, kap lampu hias mewah yang sangat berkelas dari limbah botol bekas.

Omzetnya pun tak main-main, setiap bulannya Teguh mampu meraup hingga jutaan rupiah. Dari kejeliannya memanfaatkan benda tak terpakai itu.

Awal berproses, Teguh mengaku iseng, memanfaatkan limbah botol plastik untuk menjadi barang yang bermanfaat. Berkat keahliannya di bidang seni, ia mampu menyulap botol tersebut seperti lampu kristal yang indah. 

Baca Juga: Nilai Ekspor Merosot, Banyak Pengusaha Mebel Jepara Bangkrut

Laki-laki lulusan IKIP Semarang, Jurusan Pendidikan Seni Rupa ini mampu mengubah  botol bekas menjadi lampu gantung yang nampak bagaikan lampu kristal. Bahkan harganya berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp1 juta per buah.

Teguh mengaku belum lama ini menggeluti usaha barunya. Terhitung, ia baru memulainya pada bulan Oktober lalu, di keterpurukan ekonomi akibat diselimuti pandemi. 

“Semula hanya iseng mencoba membuat kap lampu dari botol bekas. Bahkan tanpa konsep. Hanya dipotong-potong, disusun, dilekatkan  dan kemudian dikasih lampu. Ternyata nampak artistik” ujar Teguh, Minggu (14/2/2021).

Ia kemudian mencoba mengerjakan dengan konsep yang lebih jelas, termasuk cara memotong dan cara  merangkainya. 

“Saya kemudian berpikir  bagaimana membuat kap lampu gantung yang memiliki nilai  jual yang  tinggi,” papar ayah dua anak hasil pernikahannya dengan Ambar Kismaning Rahayu yang kini  tinggal di Jalan Pemuda No 33 Jepara.

Baca Juga: Lagi, Gara-gara Cuaca Buruk Kapal Tongkang Terdampar di Pantai Jepara

Berangkat dari sana, ia mulai merancang aneka desain dan juga cara pengerjaannya. Setelah hasilnya dirasakan bagus, laki laki yang sejak tahun 2000 menekuni bidang usaha mebel dan kemudian beralih ke finshing ini, selanjutnya memilih nama untuk usahanya dengan brand Violette Lamp Galery.

Di bengkel kerjanya yang cukup luas, Teguh  hanya mengkhususkan diri untuk memproduksi kap lampu gantung  dari  bahan botol  plastik bekas. 

Ia memastikan, meski berbahan limbah bekas, tampilan produknya tidak  kalah dengan  kap lampu gantung dari bahan kaca/kristal. 

“Produk Violette Lamp Galery sangat cocok ditempatkan di ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, ruang tidur, resto maupun cafe,” ujar Teguh Priyombodo yang akrab dipanggil Yoyok.

Ia mengaku keisengannya untuk memanfaatkan limbah botol platik ini karena melihat kualitas botol  minuman mineral  yang digunakan  sangat  bagus dan lebih tebal dibandingkan dengan air mineral lainnya. 

Apalagi ia juga agen resmi air meneral yang dikenal dengan PH tinggi  tersebut.   

“Saya prihatin botol dengan kualitas bagus itu  cuma dijual loakan,” ujar lulusan SMIK Jepara yang saat ini menjadi  SMKN 2 Jepara.

Keunggulan kap lampu Violette Lamp Galery, disamping harganya relatif murah dibandingkan kap lampu kaca/kristal juga sangat ringan hingga  tidak membebani plafon rumah. Mengingat, bobot kap lampu yang paling besar tidak sampai 1,5 kg.

“Pemasangan dan perawatan juga sangat mudah karena titik lampu dan kap nya berdiri terpisah, sehingga saat diturunkan untuk dibersihkan tidak perlu repot mencopot instalasi listriknya. Saat membersihkan tinggal kasih busa sabun, disemprot pake air terus di lap hinga kering,” ujar Teguh.

Kini Teguh Priyombodo telah menghasilkan banyak desain kap lampu. Ia juga memberi nama yang unik untuk hasil karyanya  seperti Diamond, Cleopatra,  Blue Saphire, Double Diamond,  Cleopatra Dua, Cleopatra Tiga,  dan Masaru Emoto.

Load More