Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 15 Februari 2021 | 15:34 WIB
Pemuda asal Semarang, Aditya AD saat mengikuti ajang mencari jodoh melalui aplikasi aplikasi OmeTV. [Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Fenomena mencari jodoh secara online menjadi trend selama pandemi Covid-19 di Indonesia, tak terkecuali di Kota Semarang. Rata-rata alasan mereka mencari jodoh secara online karena bosan selama pandemi.

Mereka mengaku mencari jodoh secara online melalui aplikasi OmeTV. Aplikasi tersebut memang sedang hits lantaran seorang youtuber asal Indonesia Fiki Naki yang viral karena bisa berbicara dengan perempuan asal Kazakhtan yang bernama Diana.

Pemuda asal Semarang, Aditya AD mengatakan jika dirinya menggunakan aplikasi OmeTV lantaran termotifasi dengan kisah Fiki Naki yang viral karena berhasi berbicara dengan perempuan  asal Kazakhtan.

"Awalnya saya lihat Fiki Naki asyik banget di OmeTV. Bisa berbicara dengan orang luar negeri," jelasnya kepada Suara.com, Senin (15/2/2021).

Baca Juga: 6 Jam Kabur, Pembunuh Wanita Dalam Lemari Hotel Royal Phoenix Diringkus

Dari penggalamannya, jika ingin berkenalan dengan perempuan  di OmeTV mulai pukul 00;30 WIB. Rata-rata para perempuan aktif sekitar tengah malam. Jika di jam yang lain, rata-rata dia hanya bertemu dengan sesama laki-laki.

"Biasanya kalau perempuan itu pada aktif ketia tengah malam," ujarnya.

Tak jarang juga dia bertemu dengan perempuan  dari luar negeri. Namun, agar bisa berkomunikasi dengan perempuan luar negeri dia harus menggunakan Virtual Private Network (VPN) luar negeri.

"Agar bisa berkomunkiasi dengan cewek luar negeri harus pakai VPN," katanya.

Rata-rata perempuan luar negeri aktif mulai Pukul 20;00 WIB. Di jam itu banyak perempaun luar negeri yang dia temui di OmeTV. Karena tak terlalu mahir Bahasa Inggris, percakapnnya dengan orang luar negeri hanya sebentar.

Baca Juga: Warga Tambaklorok Semarang Rasakan Getaran Misterius Ketika Tengah Malam

"Bahasa Inggris saya jelek, jadinya tak bisa lama-lama kalau ngobrol," imbuhnya.

Dia mengaku sudah satu bulan menggunkan aplikasi tersebut. Meski bisa berkenalan dengan perempuan baru, namun tak jarang juga dia menemui sesama laki-laki yang juga bermain di OmeTV.

"Kan sistemnya  acak ya, jadi kita ndak bisa ngatur. Aplikasi itu yang mengatur kita bertemu  dengan siapa," ucapnya.

Hal yang sama juga dikatakan Hafidz. Dia mengaku tertarik dengan OmeTV karena penasaran karena aplikasi tersebut sering diperbincaangkan ketika sedang nongkrong dengan teman-temannya.

"Saya penasaran, akhirnya  download," katanya.

Meski demikian, dia mengaku  masih tak tau banyak soal OmeTV. Pasalnya, selama  dia  menggunkan aplikasi tersebut banyak bbertemy dengan sesama laki-laki. Hal itu membuatnya bosan karena tak sesuai harapan.

Beberapa temannya  yang lain juga mengalami hal yang sama. Teman-temannya terset lebbiih sering bertemu secara online dengan laki-laki timbang dengan perempuan.

"Teman saya juga sama, jarang bertemu dengan cewek," imbuhnya.   

Psikolog

Psikolog asal Semarang, Probowarie Tjondronegoro mengatakan, selama pandemi banyak muda-mudi yang berkonultasi ke kliniknya. Rata-rata mereka merasa tertipu ketika terlibat hubungan cinta virtual.

"Ya, selama  pandemi memang banyak  remaja yang berkonsultasi ke  klinik saya terkait hubungan cinta virtual mereka," jelasnya saat dihubungi, Senin (15/2/2021).

Selama pandemi, mayoritas muda-mudi yang berkonsultasi ke kliniknya berusia 15 tahun hingga 20 tahun. Mereka mengaku menjadi korban dari layanan cinta virtual itu.

"Tak jarang mereka juga menjadi korban dari hubungan itu," ucapnya.

Kebanyakan yang menjadi korban biro jodoh online merupakan perempuan. Tak sedikit dari mereka yang termakan rayuan lawan jenis ketika mennggunakan layanan biro jodoh online itu.

"Yang paling kecil itu kelas SMP, semetara yang paling tua itu anak kuliahan semester awal yang konsultasi ke klinik  saya," imbuhnya.

Bahkan, dari mereka ada yang tertipu dengan lelaki hidung belang hingga diajak menginap di hotel oleh lawan jenisnya yang dia kenal melalui layanan biro jodoh online yang mereka ikuti.

"Ada yang sampai diajak menginap di hotel juga," ujarnya.

Selain diajak menginap di hotel, ada juga yang ditipu oleh lelaki yang dia kenal dengan mobil fortuner. Setelah ditelusuri, ternyata lelaki tersebut adalah sopir ojek online.

"Ada yang ditipu, katanya dia punya mobil fortuner, Ternyata dia hanya sopir ojek," imbuhnya.  

Dia menambahkan, biro jodoh online meski sebenarnya mempunyai dampak bagus, masyarakat harus teliti saat mengakses layanan tersebut.

Dia mengingatkan kepada para muda-mudi yang berada di seluruh Indonesia untuk mewaspadai tindak pencurian data pada setiap layanan biro jodoh online.

"Masyarakat harus teliti mengakses layanan tersebut," pesannya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More