Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 22 Februari 2021 | 14:15 WIB
Aliansi BEM Unsoed mengirimkan karangan bunga bertuliskan kritikan ke Pemkab Banyumas dalam rangka hari jadi ke 450 di halaman Pendopo Sipanji Purwokerto, Senin (22/2/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Tepat hari ini, Kabupaten Banyumas berulang tahun ke 450. Berbagai karangan bunga pun menghiasai halaman Pendopo Sipanji Purwokerto, tempat bupati tinggal. Namun dari banyaknya karangan bunga, ada satu diantara karangan bunga yang menuliskan kritikan.

Karangan bunga ini dikirim langsung oleh belasan mahasiswa yang mengenakan jas almamater Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Mereka datang pada pukul 13.10 WIB dengan mengangkut karangan bunga menggunakan kendaraan bak terbuka.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed Purwokerto, Fachrul Firdausi mengatakan ucapan ini sebagai pengingat Bupati dan Wakil Bupati Banyumas dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Kami pengin hari jadi tidak hanya seremonial perayaan. Tapi kami juga pengin jadi ajang untuk merefleksikan masalah-masalah yang ada di Banyumas. Karena memang menurut kami ini adalah permasalahan utama," katanya saat ditemui, Senin (22/2/2021).

Baca Juga: Ikuti SKB Tiga Menteri, Bupati Banyumas Minta Jangan Paksa Siswi Berjilbab

Ini juga sekaligus mengingatkan bahwa hari jadi bukan untuk bersenang-senang. Namun mereka melihat Kabupaten Banyumas masih memiliki banyak PR yang harus diselesaikan.

Ada empat poin yang ditekankan oleh Aliansi BEM Unsoed. Diantaranya soal pemekaran wilayah, kedua soal PLTPB Gunung Slamet, lalu penanganan Covid-19 dan yang terakhir soal pengelolaan sampah.

"Pemekaran wilayah yang kita pahami Banyumas akan dimekarkan jadi dua atau tiga kabupaten. Kita melihat ini tidak bisa sekedar hasrat untuk memekarkan wilayah karena Banyumas dirasa terlalu luas. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan misalnya Pendataan Asli Daerah (PAD). Apakah nanti menjamin kesejahteraan masyarakat di setiap penjuru. Apalagi kemarin kita sempat dengar ada ketidaksepakatan dari beberapa wilayah kelurahan atau desa," jelasnya.

Karangan bunga tersebut menurut Fachrul dibuat sendiri dengan cara patungan. Tidak memesan ke toko karangan bunga. Untuk kedepannnya, dalam waktu dekat Aliansi BEM Unsoed akan mengadakan diskusi publik semacamnya webinar terkait hal ini.

"Harapannya ini menjadi bahan diskursus dikalangan masyarakat. Biar hanya perspektifnya tidak hanya dari pemerintahan saja. Masalahnya sebenarnya sudah selesai, tapi kami kepengin dengar dari masyarakat. Sekaligus menyosialisaskan," lanjutnya.

Baca Juga: Disebut Ikut Menolak SKB 3 Menteri, Bupati Banyumas Protes Keras

Selain itu Aliansi BEM Unsoed juga akan mengadakan kajian yang menyoroti keempat permasalahan itu.

Sementara itu Kabag Prokompi Kabupaten Banyumas, Deskart Jatmiko yang menerima karangan bunga tersebut mengucapkan terimakasih kepada aliansi mahasiswa yang telah memberi masukan kepada Pemkab Banyumas.

"Intinya pemda sangat berterimakasih kasih kepada mahasiswa. Karena mahasiswa kan termasuk kelompok masyarakat tertentu yang jumlahnya tidak banyak. Mereka kan para pemikir dan calon-calon penerus kita. Saya juga bersyukur artinya mereka memiliki perhatian kepada pemda. Tapi ini masih perlu dikomunikasikan lagi karena isu-isu yang diangkat semuanya sudah ada perkembangan-perkembangan yang lebih baik," pungkasnya. 

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More