SuaraJawaTengah.id - Lima gajah Sumatera menghuni kompleks wisata Candi Borobudur. Terkait dengan kisah Hasti Jataka yang terpahat pada relief Borobudur.
Mahout atau pawang gajah Borobudur, Maidi (47 tahun) menceritakan keberadaan gajah sumatera, bermula dari kunjungan Presiden Soeharto sekitar tahun 1990.
Presiden ke-2 RI itu menyumbangkan sepasang gajah sumatera, Sella dan Bery setelah mengetahui adanya kisah gajah pada relief Borobudur. Kisah gajah dalam relief diambil dari kitab sastra Jatakamala karya Aryasura.
Gajah yang dimaksud dalam kitab Jatakamala atau Jataka disebut sebagai penjelmaan Boddhisatwa atau Sang Buddha. Pada relief lainnya, gajah juga diceritakan sebagai hewan tunggangan.
“Pertama kali ada gajah itu bantuan dari Pak Harto (Presiden Soeharto). Saat kunjungan ke Borobudur ada relief tentang gajah, akhirnya di sini dikasih gajah. Sella sama Bery waktu itu. Yang betina Sella dan yang jantan Bery,” kata Maidi saat ditemui di kandang gajah kompleks Candi Borobudur, Selasa (23/2/2021).
Menurut Maidi, saat ini ada 5 ekor gajah yang menghuni kandang di dalam kompleks Candi Borobudur. Terdiri dari 2 gajah jantan: Bona dan Indra, serta 3 gajah betina: Sella, Molly, dan Lizzie.
Sella salah satu gajah pertama yang didatangkan ke Borobudur, saat ini berusia 45 tahun. Gajah jantan yang usianya juga sudah tua yaitu Bona, saat ini berusia sekitar 30 tahun.
“Yang paling muda Indra, gajah yang ada di belakang sana. Karena ada dua jantan, otomatis kami pisah. Nanti kalau malam kami satukan lagi disini,” kata Maidi.
Gajah jantan harus dipisahkan untuk menghindari perkelahian akibat konflik dominasi wilayah. Pemisahan gajah jantan juga diberlakukan di tanah lapang tempat umbaran.
Baca Juga: Sejarah Geologi Borobudur, Teratai di Tengah Danau Purba
Menurut Maidi, gajah rutin diajak jalan berkeliling kompleks candi hingga Bukit Dagi. Pada kesempatan ini gajah mendapat kesempatan memakan rumput embun.
“Itu rumput biasa seperti ini, tapi di pagi hari. Itu bagus untuk gajah. Kalau sering berada di dalam kandang gajah akan jenuh, jadi mahout selalu mengajak jalan ke luar.”
Pada tahun 2009 Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur sempat mengurus izin konservasi gajah ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Tidak hanya memelihara, TWC mengajukan izin perlindungan hewan dan mengembangbiakkannya.
Saat itu hanya ada satu gajah jantan di Borobudur. Kemudian didatangkan Indra, gajah jantan yang sebelumnya dirawat Taman Rekreasi Margasatwa (TMRS) Seruling Mas, Banjarnegara.
“Gajah yang lainnya karena disini dirawat dengan baik dan pertumbuhannya bagus dan kesehatannya juga baik, termonitor oleh dokter akhirnya ditambahi sampai empat gajah itu. Semuanya dari Way Kambas, kecuali Indra dari Seruling Mas,” kata Maidi.
Sambil memberi makanan kesukaan Sella berupa buah pakel atau bacang, Maidi menceritakan suka dukanya menjadi mahout atau pawang gajah. Meski secara umum gajah-gajah di Candi Borobudur tergolong jinak, ada saat tertentu dimana mahout harus waspada.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan